Anak adalah amanah dari Allah SWT, yang perlu dijaga tidak hanya
keselamatan dan kesehatan secara jasmani, tetapi juga kesehatan secara mental.
Oleh karena itu, pada setiap orang tua terdapat tanggung jawab untuk mengasuh,
membimbing, dan mendidik anak. Pada kesempatan ini, saya akan berbagi informasi
mengenai jenis-jenis pola asuh dan dampaknya terhadap perilaku anak.
Ada beberapa jenis pola asuh yang
dapat diterapkan orang tua terhadap anak, dan setiap pola asuh berdampak pada
perilaku anak.
Pola Asuh Otoriter (parent oriented)
Ciri-cri dari pola asuh ini,
menekankan segala aturan orang tua harus ditaati oleh anak. Anak harus menurut
dan tidak boleh membantah terhadap apa yang diperintahkan oleh orang tua. Anak
seolah adalah "robot" yang dikendalikan orang tua, sehingga menjadi kurang
inisiatif, merasa takut tidak percaya diri, pencemas, rendah diri, minder dalam
pergaulan, tetapi disisi lain anak bisa memberontak, nakal, atau melarikan diri
dari kenyataan, misalnya dengan menggunakan narkoba. Selain itu, anak yang
diasuh dengan pola asuh ini cenderung akan menjadi disiplin yakni mentaati
peraturan, walaupun terkadang hanya untuk menyenangkan orang tua atau suatu
bentuk kedisiplinan dan kepatuhan yang semu. Di belakang orang tua, bisa jadi
anak akan menunjukkan perilaku yang berbeda.
Pola Asuh Permisif (children centered)
Sifat pola asuh ini, yakni segala
aturan dan ketetapan keluarga di tangan anak. Orang tua menuruti segala kemauan
anak. Anak cenderung bertindak semena-mena, tanpa pengawasan orang tua. Ia
bebas melakukan apa saja yang diinginkan. Dari sisi negatif lain, anak kurang
disiplin dengan aturan-aturan sosial yang berlaku. Bila anak mampu menggunakan
kebebasan tersebut secara bertanggung jawab , maka anak akan menjadi seorang
yang mandiri, kreatif, inisiatif dan mampu mewujudkan aktualisasinya.
Pola Asuh Demokratis
Kedudukan antara orang tua dan anak
sejajar. Anak diberi kebebasan yang bertanggung jawab, artinya apa yang dilakukan
oleh anak tetap harus dibawah pengawasan orang tua dan dapat dipertanggung
jawabkan secara moral. Orang tua dan anak tidak dapat berbuat semena-mena. Anak
diberi kepercayaan dan dilatih untuk mempertanggung jawabkan segala
tindakannya. Akibat positif dari pola asuh ini, anak akan menjadi seorang
individu yang mempercayai orang lain, bertanggung jawab terhadap
tindakan-tindakannya, tidak munafik, jujur. Namun akibat negatif, anak akan
cenderung merongrong kewibawaan otoritas orang tua, kalau segala sesuatu harus
dipertimbangkan anak dan orang tua.
Berdasarkan
uraian di atas, manakah pola pengasuhan anak yang ideal diterapkan kepada anak
?. Menurut saya, ketiga gaya pengasuhan di atas harus diterapkan secara
fleksibel tergantung dari kondisi anak saat itu. Selain itu, penerapan jenis
pola pengasuhan juga harus disesuaikan dengan keperluannya. Apabila orang tua
bermaksud mendidik anak dalam pelaksanaan ibadah, maka menurut saya akan lebih
baik jika diterapkan pola pengasuhan otoriter. Pada hal lain, orang tua dapat
menerapkan gaya permisif atau demokratis disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak.
Satu
hal yang perlu digarisbawahi menurut saya adalah bahwa apapun pola
pengasuhannya, maka segalanya harus diletakkan dalam kerangka kepentingan anak,
agar anak menjadi lebih baik secara fisik maupun mental.
=== semoga bermanfaat ===
menyimak buat persiapan nanti kalau punya anak
BalasHapusMonggo silahkan, mudah2an cepet punya momongan ..
Hapussebelum punya anak tentunya punya istri dulu ya mas ... ehhehe
Hapusklo jaman sekarang sepertinya banyak yg kebalik, mang. punya anak dulu baru punya istri...... # plaaak !!
Hapussaya lebih menyukai pola asuh demokratis, dimana seorang anak memiliki kebebasan untuk melakukan hal yang di inginkannya namun dengan tanggung jawab, dan pengawasan orang tua. disusul dengan bimbingan dari orang tua agar anak dapat menentukan mana yang baik dan yang tidak baik.
BalasHapusIdealnya seperti itu, tapi ada sisi negatifnya juga, pinter2 orang tua lihat kondisi anak, agar bisa secara tepat memilih pola asuh yang diterapkan. Kalau menurut saya lihat sikon dan permasalahannya mas AKH
Hapusem,, begitu ya. saya masih harus banyak belajar untuk persiapan kalau nanti sudah berkeluarga
HapusMas Is juara banget ya, jempol dah..
HapusJuara balap karung tingkat RT saya mang .. hehehe
HapusAnak memang harus diasuh, di didik dngan benar.. Ada bnyk cra yg digunakan stiap orng tua.
BalasHapusBener banget mbak ..
Hapusnah ini juga benar... juara banget dah mbak Nurliana Syaf
Hapusmang Yono modus deh kayaknya...
Hapus#suit suit....
keren mas, makasih udah share artikelnya! sukses selalu!
BalasHapussama-sama mas Valentino Febrian, sukses juga ya mas ...
Hapuswah susah juga ya mas untuk mengasuh anak hmmmmm :) harus banyak sabar nya ya :)
BalasHapusklo ayahnya modelnya seperti saya itu yg harus sabar malah anaknya, mbak
Hapus@Mbak Ririn : kalau di jawa kan ada pepatah wong sabar kuwi subur, jadi kalau sabar tentu jadi subur .. heheheh
Hapus@Mas Budi : tapi bukan anaknya khan yang bimbing .. hehehehe
nyimak aja sob , , :D
BalasHapusbelum punya anak , , :D
Mangga, siapa tahu besok bisa bermanfaat kalau sudah punya anak ..
Hapusyang jelas mengasuh anak harus pakai pola 'tarik ulur', apalagi anak-anak jaman sekarang.
BalasHapusKayak layangan ya kang Budi .. hehehe
Hapussaya juga lagi belajar bagaimana cara mengasuh anak yang baik dan benar mas, tips di atas bisa saya jadikan acuannya :)
BalasHapusSaya juga masih belajar Kang Ucup .., semoga ada manfaatnya ya kang ..
HapusYa tepat sekali Mas, menurut saya juga ke-3 pola asuh itu harus di terapkan secara fleksibel, sesuai dengan keadaan atau kondisi si Anak, selain itu juga Pola asuh harus di sesuaikan dengan karakter si Anak..
BalasHapusBetul mas, dan dibutuhkan kejelian orang tua dalam melihat keadaan dan kondisi anak
Hapuswah saya belum nikah mas... herhehe memang mengasuh anak tidak boleh asal asuh kasih makan saja.. karena didikan orang tua yang benar akan membuat pribadi si anak jadi baik ya mas...?
BalasHapusBetul mas, pola asuh yang diterapkan anak dapat berdampak pada pembentukan karakter dan perilaku anak
Hapusmeskipun saya sudah menikah dan punya anak Dua, tapi hak asuh anak saya serahkan ke istri saya dari hari senin sampai sabtu, keculi hari libur saya ikut mengasuh anak dan istri saya ...hehehe
BalasHapusGimana mang cara mengasuh istri itu ... wkwkwkwk
Hapuskemarin saya 1 hari aja nggak ikutan ngurus anak udah dikomplen ama ibuk'e sinichi, mang.
HapusWah bisa berabe kalau dikomplen istri, gak dikasih jatah nanti .... wkwkwkwkwk
Hapussikap demokratis membuat anak bisa memiliki kebebasan dalam berpendapat namun harus di barengi dengan pengawasan orang tua
BalasHapusBetul, harus tetap dalam pengawasan orang tua karena kemampuan kognitif anak masih terbatas
Hapusbelajar sebelum jadi orang tua nanti,
BalasHapuskadang saya merasa berada di pola otoriter kadang juga demokratis, tapi apapun itu semata mata orang tua melakukannya demi kebaikaan anaknya.
thanks mas udah bagi bagi. :-)
Sama-sama mas, happy blogging ..
HapusBiasanya anak gk suka pola nomor 1 Mas, tap bagus juga untuk melatih kepemimpinan dalam diri anak, artikelnya mantap Mas :)
BalasHapusYang nomor 1 memang paling gak disukai anak, tapi pada kondisi tertentu, itu juga bisa diterapkan ...
Hapusbukmak dulu kang buat persiapan :D
BalasHapusMonggo, silahkan ...
Hapusmakasih kang :)
Hapuskunjungan rutin nih :D
Memang harus ekstra ya mas Is, apalagi kalo udah urusan mendidik anak, harus persiapan mulai sekarang ni mas :)
BalasHapusBetul mas, yang mendidik hati-hati saja belum tentu hasilnya baik, apalagi yang mendidiknya asal-asalan ..
Hapusyang agak susah memang menerapkan yang demokratis (kedudukan antara orang tua dan anak sejajar - saya senang sekaligus ngeri dengan kalimat ini). di satu sisi kita mudah untuk ber-indoktrinasi. tapi di sisi lain, sekuat tenaga kita mengembalikan wibawa kita di depan anak-anak tuh Mas, hehe
BalasHapusEfeke memang kuwe kang, mangkane kudu jeli2 nerapna pola asuh, kudu fleksibel ..
HapusPola asuh juga bisa menentukan masa depan anak itu sendiri ya mas
BalasHapusBetul mbak, melalui perilaku yang baik, sehingga bisa lebih berhasil dalam hidupnya kelak ..
HapusMakasih mas Uda Awak .., semoga bermanfaat
BalasHapusanak anak umpama kain putih.kita yg mewarnakannya.
BalasHapusBetul mas, seperti apa mereka nantinya tergantung pengasuhan orang tua
HapusSaya nyimak aja ya mas.. soalnya belum punya anak
BalasHapusSemoga lekas punya anak ya ... hehehehehe
Hapusmengasuh anak harus ekstra hati-hati ya mas. Jangan sampai mereka terlalu di manja dan terlalu di tekan. Mungkin sebaiknya yang sedang-sedang aja :)
BalasHapuskaya lagu dangdut mbak, yang sedang-sedang saja haha...
Hapusmungkin yang paling baik dari ketiga jenis di atas adalah jenis pola asuh demokratis yah mas meskipun masih ada kekurangannya, informasi yang menarik mas :)
BalasHapusbenar mas, tapiebih bagus apabila diterapkan ketiga-tiganya secara fleksibel tergantung sikon ..
Hapussepakat dg isi artikel ini. fokus hanya pd salah satu metode saja sepertinya kurang bijak. harus ada kemampuan utk meng-combine-nya.
BalasHapusBetul mas .., itu point-nya
Hapusaku segeleme berarti masuk kategori mana, lik..?
BalasHapusBerarti termasuk sing fleksibel kang, kadang otoriter, kadang demokratis, kadang juga permisif, apike memang fleksibel sesuai sikon ..
Hapusdalam situasi tertentu, ketiganya bisa diterapkan sesuai kebutuhan ya mas,
BalasHapuskecenderungan orang tua kan parent oriented, makasih mas
Ada sumbernya dari buku mana mas?
BalasHapusSebagai orang tua harus pintar menyikapi dari pembagian pola asuh diatas
BalasHapus