Jumat, 28 Februari 2014

TIPS BERKOMUNIKASI YANG BAIK DENGAN SISWA

Tips Berkomunikasi yang Baik dengan Siswa
Suasana Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, tentu saja terjadi interaksi antar siswa, maupun antara guru dengan siswa. Komunikasi memegang peranan penting dalam keberhasilan interaksi yang terjadi . Pada kesempatan ini saya ingin berbagi informasi mengenai cara berkomunikasi yang baik dengan siswa, walaupun esensinya bisa juga digunakan untuk komunikasi dalam bidang yang lain.

Munculkan kesan
Pada dasarnya, ketika seseorang mendengar sebuah kata, otak akan menciptakan sebuah citra atau kesan, yang kemudian mempunyai efek domino menimbulkan banyak asosiasi. Jadi tips yang pertama dalam berkomunikasi dengan siswa, munculkan kesan positif sehingga menimbulkan asosiasi positif. Sebagai ilustrasi mari kita cermati kalimat berikut :

"Anak-anak, bagian bab ini paling sulit dan membosankan, jadi kalian harus waspada kalau tidak mau gagal"
Apa kesan yang ditangkap siswa ? kesulitan, kebosanan, bahaya, kegagalan.

Sekarang kita bandingkan dengan kalimat di bawah ini :
"Bagian ini paling menantang, simaklah baik-baik, supaya kalian memahaminya".
Pada kalimat kedua, walaupun maksudnya sama, tetapi mempunyai asosiasi yang lebih positif. Kesan yang ditangkap siswa adalah menantang, menyimak, dan memahami.

Arahkan fokus
Tips kedua juga berhubungan dengan kemampuan otak untuk memilih dari banyaknya input yang masuk. Arahkan fokus agar lebih cepat dan mudah dalam memproses input yang masuk tersebut. Sebagai contoh apabila guru ingin mendapatkan perhatian siswa, maka daripada berkata :
"Jangan mengobrol"  akan lebih baik mengarahkan fokus mereka dengan kalimat "lihat kemari dan duduklah menghadap bapak".

Pemilihan kata-kata akan membuka asosiasi, sehingga guru harus mengarahkannya pada asosiasi yang mendukung belajar.

Inklusif
Komunikasi yang inklusif di sini dimaksudkan untuk mengembangkan lingkungan belajar yang terbuka dan nyaman, serta dalam suasana kebersamaan. Mari kita cermati kalimat di bawah ini :

"Anak-anak, sekarang bapak minta kalian mengeluarkan tugas yang kemarin sudah diperintahkan"
"Bapak ingin, sekarang kalian baca dulu materi ini !"

Kata-kata "bapak minta", "bapak ingin" mempunyai asosiasi yang negatif pada siswa. Pesan di balik kalimat itu adalah "saya yang pegang kendali dan kalian harus melakukan apa yang saya perintahkan". Marilah kita bandingkan dengan kalimat berikut :

"Sudah waktunya mengumpulkan tugas yang sudah kalian kerjakan".
"Sekarang baca dulu materi ini"
Perubahan sederhana tersebut dapat menciptakan asosisasi positif serta meningkatkan hubungan kerja sama yang menyeluruh, setiap orang diajak.

Apabila ingin menciptakan kerja kebersamaan dan kerjasama, maka dapat dipergunakan kalimat yang mengajak semua orang, seperti misalnya, "Mari kita keluarkan buku pelajaran". Kata "mari kita" dan "kita" menciptakan suasana keterpaduan dan kesatuan. Boleh dibilang itu seperti berarti "kita berjuang bersama-sama".

Spesifik
Komunikasi guru dengan siswa juga harus spesifik sehingga dimaknai sama oleh semua siswa. Sebagai ilustrasi apabila guru ingin menyampaikan agar siswa merapikan bangku dan memasukkan sampah ke tempat sampah dan menyimpan buku paket ke rak, karena akan istirahat, kurang tepat apabila dilakukan dengan kalimat "Anak-anak, bersiaplah untuk istirahat". Tapi akan lebih spesifik bila digunakan kalimat : "Anak-anak, rapikan bangku kembali, masukkan sampah ke tempat sampah dan simpan buku paket ke rak, karena ini sudah mau istirahat".

Sumber :
DePorter, B., Reardon, Nourie, S.S. 2009. Quantum Teaching, Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung : Kaifa.

Berbagi Informasi
Berbagi Informasi Updated at: Jumat, Februari 28, 2014

80 komentar:

  1. ada sebuah uneg uneg mas,guru yang galak bukan berarti guru yang di segani tetapi mereka bertujuan sangat mendidik dan iguru yang tidak galak kok terkesan masa bodoh,mau pinter ya situ ,bodoh ya terserah.bagaimana anda menyikapi hal ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau menurut saya, hal itu perlu dipertanyakan. Galak tidaknya guru tidak ada relevansinya dengan concern dalam mendidik. Saya khusnudlon saja, bahwa setiap guru terikat kode etik, sehingga semua concern untuk mendidik anak, kalau ada yang tidak seperti itu saya klasifikasikan oknum. Istilah galak itu kalau dalam bahasa kamus adalah suka marah, mencaci maki, dsb dan sifat ini menurut saya bahkan jauh dari peran guru. Ini berbeda dengan istilah tegas. Selain sebagai pengajar untuk transfer knowledge juga sebagai pendidik untuk transfer value termasuk di sini sebagai pembimbing siswa, dan ada teknik khusus untuk itu. Apabila siswa salahpun, menghukum siswa diletakkan dalam konteks mendidik. Apabila kita letakkan dalam konteks memotivasi belajar siswa, maka motivasi positif lebih efektif daripada motivasi negatif, sehingga ada prinsip Pujian lebih efektif daripada hukuman.

      Hapus
    2. betul mas andika, ada perbedaan yang mencolok antara guru galak dan guru yang disegani. guru galak belum tentu di belakang disegani, sementara guru yang disegani tidak semuanya galak.. kurang lebih seperti itu hehe :D

      Hapus
    3. Kalau pendapatnya mbak Elsa, itu saya cocok .. hehehe

      Hapus
  2. bicara soala komunikasi seperti artikel diatas ,ini bukan hanya untuk siswa/siswi tapi untuk kita semua juaga yah mas,memang benar perkataan atau kalimat yang disampaikan akan mempengaruhi sipendengarnya,jadi harus hati-hati agar tidak berdampak negatif buat sipendengarnya seperti kalimat yang ditulia antara

    :"Anak-anak, bagian bab ini paling sulit dan membosankan, jadi kalian harus waspada kalau tidak mau gagal"

    dengan:
    "Bagian ini paling menantang, simaklah baik-baik, supaya kalian memahaminya".
    Luarbiasa mas Isnaeni,terimakaish untuk artikelnya,,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas, pada dasarnya tidak hanya bisa diterapkan pada komunikasi guru - siswa, tapi bisa diterapkan di tempat lain, lingkungan kerja misalnya antara atasan dan bawahan. Kalau ada yang luar biasa itu datangnya bukan dari saya mas Dede, karena saya hanya baca dari sumbernya .. hehehe

      Hapus
  3. Jadi perkataan guru juga dapat berpengaruh terhadap mental siswa dong?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mas, setiap kata pada dasarnya akan menimbulkan kesan dalam benak, yang akan menimbulkan asosiasi positif atau negatif, dan tentunya ini nantinya berhubungan dengan psikologis anak ..

      Hapus
  4. ijin nyimak pak dan saya pelajari soalnya saya kurang bisa berkomunikasi dengan baik
    thanks ilmunya ya pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Monggo mas Onqi ..
      tapi saya tidak percaya kalau mas Onqi kurang bisa berkomunikasi dengan baik, karena buktinya bisa menulis, dan tulisan itu juga salah satu bentuk komunikasi .. hehehe

      Hapus
    2. ya kalau dalam bentuk tulisan sedikit2 bisa pak
      tapi kalau langsung gitu sulit untuk mengutarakan apa yang ada dalam pikiran

      Hapus
    3. Barangkali hanya belum terbiasa mas .
      belum terbiasa bukan berarti tidak bisa khan mas .. hehehe

      Hapus
  5. Menarik... dan bukan hanya untuk guru, bg orgtua pun ini penting dlm pendidikan anak...

    Tq.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali mas Pri ..., bisa diaplikasikan di tempat lain termasuk komunikasi orang tua - anak ..

      Hapus
  6. wah kalo kata ingin dan itu seperti maksa :D .

    BalasHapus
  7. Sepertinya si bos Mohammad Isneini ternyata seorang guru yia, saya baru tahu nih, hehehe......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali tebakannya mas, benar-benar salah ... hehehehe
      saya bukan guru kok mas ..

      Hapus
    2. kalo bukan guru kemungkinan, pengamat sekolah yia bos....

      Hapus
    3. Salah lagi mas, coba tebak lagi .. hehehehe

      Hapus
    4. kok salah terus, pasti tukang kebun sekolah yia bos, hehehe....

      Hapus
  8. Tips ini juga untuk yang lagi ujian ya mas kadang mereka ada titik bosan dengan pelajaran yang di anggap dipaksa harus tau..semua guru sih kepengen muridnya semua pinter tapi kemampuan orang berbeda ada guru yang terkesan galak dan kadang itu membuat murid tidak bisa meresap pelajaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mbak, banyak faktor yang berpengaruh terhadap daya serap siswa, disamping metode pembelajara yang inovatif dan merangsang keaktifan siswa, penggunaan media dan alat pembelajaran, juga bagaimana guru membina kondisi psikologis siswa, komunikasi yang baik salah satunya ..
      guru yang galak terkadang malah berpengaruh negatif terhadap kondisi psikologis siswa ..

      Hapus
  9. pengalaman saya sekolah dulu, siswa itu lebih suka jika gurunya friendly, guru yang bisa memposisikan dirinya sebagai temannya tapi siswa tetap menghormatinya sebagai guru yang harus di hormatin, dengan begitu para siswa juga tak akan sungkan buat mungkin tanya2 mengenai pelajaran misalnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mas, dulu waktu SMA saya juga punya guru kimia yang kayak gitu, dan semua siswa malah sungkan, bahkan sampai sekarang alumni masih berkomunikasi baik ..

      Hapus
  10. Kalu berbicara tentang komunikasi.
    saya suka grogi kalau membawakan presentasi.
    misalnya pas maju didepan kelas gitu kang.
    langsung deh kringet dingin keluar..hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. kadang kalau tidak terbiasa memang bisa seperti itu. Dengan latihan maka rasa grogi bisa dihilangkan ..

      Hapus
  11. Setuju sekali Pak +Mohammad Isnaeni, dalam berkomunikasi siswa kita harus memilih kata-kata yang tepat. Kata-kata yang persuasif dan tidak menyerang siswa walaupun mereka berperilaku tidak sesuai dengan perilaku belajar harus selalu digunakan guru. Saya suka sekali artikel ini. Seandainya para guru sesekali merekam dialognya di kelas dengan telepon genggam di saku bajunya, maka ia akan bisa merefleksi bagaimana ia berkomunikasi dengan siswa. Cara ini cukup ampuh agar kita bisa mengkaji ulang kata-kata bagaimana yang kita gunakan untuk berkomunikasi siswa. Kita bisa menyadari adakah kata-kata yang tidak/kurang pantas kita ucapkan, ataukah ada kata-kara yang justru kontra dengan pembelajaran efektif. Two tumbs up deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, tanpa disadari kadang guru mengeluarkan kalimat yang menghasilkan asosiasi yang negatif, sehingga malah kurang mendukung suasana belajar yang baik. Barangkali ide untuk merekam dialognya itu baik untuk otokritik terhadap komunikasi yang dijalankan di kelas ..

      Hapus
  12. berkomunikasi harus memperhatikan kedua belah pihak ya mas, penyampian harus bisa dimengerti oleh siswa dg sejelas-jelasnya

    BalasHapus
  13. Wah diam diam mas isnaeni ini pak guru ya.? Sama donk dengan mas uda awak.. Terimakasih nih mas. Mungkin bisa di praktekan nih tips dari mas is oleh para guru..

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah saya bukan guru mas Nady, tapi saya dekat dengan guru-guru anak saya dan seringkali diskusi mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan pembelajaran di kelas ..

      Hapus
    2. oh kirain mas is guru.. kalau gitu pengalaman tentang cara mengajar guru mas is sudah paham donk... wah bisa di terapi di rumah tuh mas.. biar anaknya makin paham..

      Hapus
    3. Saya hanya memotivasi saja. Anak-anak ikut les di luar hingga terkadang saya lihat situasi. Kalau anak terlihat capek, saya biarkan saja dia tidak belajar. Untuk membantu belajar saya tugasnya untuk mata pelajaran eksak, itupun saya tanyakan dulu bagaimana cara guru menyelesaikannya, jadi teknik yang digunakan sama dengan guru agar anak tidak bingung .. hehe

      Hapus
  14. jaman sekarang guru sudah banyak tidak mendidik murid dengan baik mas, contohnya banyak di media elektronik guru mencabuli siswa nya, hadeh, entah mau jadi apa nanti generasi muda Indonesia kita tercinta ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas, tapi jangan digebyah uyah mas, kalau menurut saya itu oknum, dan tidak bisa dikatakan mewakili guru-guru di Indonesia. Tapi tetap saja itu harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah ..

      Hapus
  15. guru yang galak malah cenderung di musuhi dan bukan di segani mas sama murit murit nya hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas, kalau ditakuti mungkin iya, tapi kalau disegani barangkali tidak .. hehe

      Hapus
  16. Saya senang sekali membaca artikel ini. Hemmm….. Jadi kangen kurcaciku semasa di bawah guru pertamanya, IBU. Saya selalu menang dalam semua sisi. Seperti mengajarkan mereka fokus. Seperti begini,
    “perhatikan mama. sayang…??? lihat sini. kali ini permainannya agak sedikit butuh ketenangan konsentrasi dan… jangan di bawa main. karena waktunya, kakak jadi kakak. kateng, jadi kakak tengah si penolong dan adek jadi pengikut yang setia. Hehee… persis seperti yang di sampaikan penulis di atas. Hemm….., senang bisa membaca ini di saat sempat kunjungan. Makasih…. ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih atas kunjungannya, semoga artikelnya bisa bermanfaat ..

      Hapus
  17. Sepertinya triknya menarik tuh. Memang dibutuhkan trik khusus untuk bisa berkomunikasi dengan baik untuk para siswa....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas, kadang hal-hal kecil juga punya pengaruh yang besar tanpa disadari .. hehe

      Hapus
  18. setelah baca artikel ini sempat renungkan masa lalu di sekolah hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emangnya waktu dulu sekolah gimana mbak .., sering bolos ya .. hehehehe

      Hapus
  19. meski maksudnya sama, jika cara penyampaiannya berbeda ternyata dampak psikologis siswa jg berbeda ya
    makasih mas, bisa jg diterakan dalam berkomunikasi dg org lain pada umumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama mas ..
      memang bisa diterapkan di tempat yang lain, tidak hanya di kelas oleh guru ..

      Hapus
  20. kalo baca artikel di atas sepertinya tips ini bisa juga diterapkan buat ketika orang tua berkomunikasi dengan anak atau ketika kita berkomunikasi dengan orang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener mas, bisa oleh orang tua terhadap anak, atau atasan terhadap bawahan, dll ..

      Hapus
  21. Berhubung saya bukan guru dan bukan pula siswa jadi nyimak saja.Tapi tips nya bisa juga di terapkan di keluarga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Monggo mas, semoga bermanfaat dan bisa diterapkan .. hehe

      Hapus
  22. Dunia anak lebih terkesan dari pada apa yang di lihat dan di dengar ya Mas. Jadinya kita harus dapat menjaga dan bisa menyelami dunia anak.

    Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali mas Indra, dunia anak sangat penting karena akan mempengaruhi perkembangan di tingkat selanjutnya ..

      Hapus
  23. dengan adanya komunikasi yang baik antara guru dan siswa maka menimbulkan proses belajar mengajar yang baik ya mas. Sehingga harapannya hasil belajar siswa bisa optimal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu intinya mbak, lingkungan emosional yang diperhatikan maka pembelajaran menjadi efektif dan efeknya daya serap siswa juga bisa ditingkatkan ...

      Hapus
  24. pelajaran penting ini, apalagi bagi mereka yang berprofesi sebagai pengajar ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kasusnya yang ditulis memang untuk guru, tetapi sebenarnya bisa diterapkan di tempat lain ..

      Hapus
  25. Selamat malam sobat. Maaf baru bisa berkunjung karena sibuk sekolah sobat.
    Artikelnya sangat bermanfaat sob tentang tips berkomunikasi dengan siswa. Tips yang sangat berguna untuk para guru agar bisa lebih baik dalam mengajar ya sobat. Izin belajar dan menyimak dengan seksama informasi yang dijelaskan dalam artikel diatas. Terimakasih sobatku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama mas, maaf juga terlambat balas komentar, karena kesibukan kerja .. hehehe

      Hapus
  26. Balasan
    1. Betul mas, dan menjaliin komunikasi itu gampang-gampah susah .. hehe

      Hapus
  27. Mudah2an menjadi guru yang baik ya kang
    biar disenangi oleh siswa/i nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin ...
      mudah-mudahan suatu saat saya bisa jadi guru .. hehehe

      Hapus
  28. makan nya saya malas mas jadi guru gak tahan gadepen murid murid salam sukses

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam sukses juga ..
      menjadi guru memang tidak mudah ya mas .. hehe

      Hapus
  29. Komunikasi yang baik jelas akan berimbas baik terhadap kegiatan pembelajaran :D

    BalasHapus
  30. Sama-sama mas, barangkali kalau masih siswa, malah bisa merasakan ya .. hehe

    BalasHapus
  31. yang penting berani berbicara itu sudah cukup baik tanpa ada rasa malu2

    BalasHapus
  32. jadi nantinya ada komunikasi dua arah ya mas saat proses pembelajaran, sehingga siswa bisa lebih mudah menangkap materi yang di ajarkan dikelas :)

    BalasHapus
  33. ane sebagai pelajar, kadang-kadang males sob kalau nemuin guru yang serius dan kiler hehehe :D
    kalau guru yang humoris, saya suka itu sob :D

    BalasHapus
  34. walaupun saya adalah guru olahraga tapi ini tetap bisa menjadi ilmu buat saya. karena komunikasi dengan siswa untuk guruolahraga juga sama pentingnya.

    BalasHapus
  35. ilmu banget nih...mo diterpkan ah tips komunikasinya, supaya imej guru matematika killer bisa berubah...;o)

    BalasHapus
  36. Ngga cuma bermanfaat buat guru dan murid kayaknya nih. Buat berkomunikasi dengan anak juga perlu

    BalasHapus
  37. komunikasi yang baik itu memang sangat di perlukan dalam berbagai aspek termasuk komunikasi antara guru dengan siswa,dari kalimat-kalimat yang di contoh di atas begitu jelas perbedaan serta kesan yang di dapatnya.terimakasih infonya :)

    BalasHapus

Terima Kasih Atas Kunjungannya
Harap berkomentar yang santun
dan tidak ada unsur SARA dan pornografi
Maaf, komentar dengan link aktif akan dihapus