Tentu
kita seringkali mendengar mengenai penyakit hipertensi. Kita tidak bisa
menganggap enteng penyakit ini. Penyakit hipertensi merupakan salah satu
penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit hipertensi menimbulkan angka
morbilitas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang tinggi sehingga tidak
mengherankan jika penyakit ini menjadi salah satu penyakit paling mematikan di
dunia.
Tekanan
darah tinggi atau hipertensi sering disebut sebagai sillent killer (pembunuh diam-diam), sebab seseorang dapat mengidap
hipertensi selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya sampai terjadi kerusakan
organ vital yang cukup berat yang bahkan dapat membawa kematian. Sebanyak 70%
penderita hipertensi tidak merasakan gejala apa-apa sehingga tidak mengetahui
dirinya menderita hipertensi sampai ia memeriksakan tekanan darahnya ke dokter.
Sebagian lagi ada yang mengeluh pusing, kencang di tengkuk, dan sering berdebar-debar.
Sebenarnya bagaimanakah penyakit hipertensi
itu ? hipertensi atau yang
dikendal dengan penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Ada standar yang dapat menjadi ukuran
mengenai tekanan darah yang dikategorikan hipertensi, yaitu sebagai berikut :
No.
|
Kriteria
|
Tekanan Darah (mmHg)
|
|
Sistolik
|
Diastolik
|
||
1.
|
Normal
|
< 130
|
< 85
|
2.
|
Perbatasan
(high normal)
|
130 – 139
|
85 – 89
|
|
Hipertensi
|
|
|
3.
|
Derajat 1
: Ringan (mild)
|
140 – 159
|
90 – 99
|
4.
|
Derajat 2
: Sedang (moderate)
|
160 – 179
|
100 – 109
|
5.
|
Derajat 3
: Berat (severe)
|
180 – 209
|
110 – 119
|
6.
|
Derajat
4 : Sangat Berat (very severe)
|
> 210
|
> 120
|
Seseorang yang menderita hipertensi akan
memiliki penderitaan yang lebih berat lagi jika semakin banyak faktor risiko
yang menyertai. Hampir 90% penderita hipertensi tidak diketahui penyebabnya
dengan pasti. Para ahli membagi dua kelompok faktor risiko pemicu timbulnya
hipertensi, yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat
dikontrol.
FAKTOR YANG TIDAK DAPAT DIKONTROL
Beberapa faktor yang tidak dapat dikontrol
antara lain sebagai berikut :
Keturunan
Sekitar 70 – 80% penderita hipertensi esensial ditemukan
riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan
pada kedua orang tua maka dugaan hipertensi esensial lebih besar. Hipertensi
juga banyak dijumpai pada penderita yang kembar monozigot (satu telur) apabila
salah satunya menderita hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik
mempunyai peran dalam terjadinya hipertensi.
Jenis kelamin
Hipertensi lebih mudah menyerang kaum laki-laki daripada
perempuan. Hal itu kemungkinan karena laki-laki banyak memiliki faktor
pendorong terjadinya hipertensi, seperti stres, kelelahan, dan makan tidak
terkontrol. Adapun hipertensi pada perempuan peningkatan risiko terjadi setelah
masa menopause (sekitar 45 tahun).
Umur
Pada umumnya, hipertensi menyerang pria pada usia di atas
31 tahun, sedangkan pada wanita terjadi setelah usia 45 tahun (menopause).
FAKTOR YANG DAPAT DIKONTROL
Beberapa faktor yang dapat dikontrol antara
lain sebagai berikut :
Kegemukan
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari
populasi hipertensi. Telah dibuktikan pula bahwa faktor ini mempunyai kaitan
erat dengan terjadinya hipertensi di kemudian hari. Walaupun belum dapat
dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi
penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah
penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita
hipertensi dengan berat badan normal.
Konsumsi garam berlehih
Garam mempunyai sifat menahan air. Konsumsi garam yang berlebihan
dengan sendirinya akan menaikkan tekanan darah. Sebaiknya hindari pemakaian
garam yang berlebihan atau makanan yang diasinkan. Hal itu tidak berarti
menghentikan pemakaian garam sama sekali dalam makanan. Namun, sebaiknya
penggunaan garam dibatasi seperlunya saja.
Kurang olahraga
Olahraga isotonik, seperti bersepeda, jogging, dan
aerobik yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat
menurunkan tekanan darah. Orang yang kurang aktif berolahraga pada umumnya
cenderung mengalami kegemukan. Olahraga juga dapat mengurangi atau mencegah
obesitas serta mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Garam akan keluar dari
dalam tubuh bersama keringat.
Merokok dan konsumsi alkohol
Hipertensi juga dirangsang oleh adanya nikotin dalam
batang rokok yang dihisap seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nikotin
dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah. Selain itu, nikotin
juga dapat menyebabkan terjadinya pengapuran pada dinding pembuluh darah. Efek
dari konsumsi alkohol juga merangsang hipertensi karena adanya peningkatan
sintesis katekholamin yang dalam jumlah besar dapat memicu kenaikkan tekanan
darah.
Stres
Tekanan darah lebih tinggi telah dihubungkan dengan
peningkatan stres, yang timbul dari tuntutan pekerjaan, hidup dalam lingkungan
kriminal yang tinggi, kehilangan pekerjaan dan pengalaman yang mengancam nyawa.
Terpapar stres bisa menaikan tekanan darah sepintas dan
hipertensi dini cenderung lebih reaktif.
Apabila kita mempunyai satu atau bahkan lebih faktor risiko
penyakit hipertensi, sebaiknya harus mulai berhati-hati. Tidak ada salahnya
kalau kita banyak berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan yang lain,
karena hipertensi juga dapat memicu terjadi penyakit yang lainnya. Apakah
penyakit yang menyertai hipertensi ? dan bagaimanakah penatalaksanaan penyakit
tersebut ?. Mungkin kedua hal tersebut akan dibahas pada postingan yang akan
datang. Semoga informasi ini dapat bermanfaat.
wah kalau saya hipertensi pas kantong kering..hehhee
BalasHapuswah kalau itu temannya sakukurata ... he he
BalasHapus