Sabtu, 01 Juni 2013

WASPADAI HIPERTENSI ! (1) : Faktor Risiko Hipertensi


Tentu kita seringkali mendengar mengenai penyakit hipertensi. Kita tidak bisa menganggap enteng penyakit ini. Penyakit hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbilitas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang tinggi sehingga tidak mengherankan jika penyakit ini menjadi salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering disebut sebagai sillent killer (pembunuh diam-diam), sebab seseorang dapat mengidap hipertensi selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya sampai terjadi kerusakan organ vital yang cukup berat yang bahkan dapat membawa kematian. Sebanyak 70% penderita hipertensi tidak merasakan gejala apa-apa sehingga tidak mengetahui dirinya menderita hipertensi sampai ia memeriksakan tekanan darahnya ke dokter. Sebagian lagi ada yang mengeluh pusing, kencang di tengkuk, dan sering berdebar-debar.
 Sebenarnya bagaimanakah penyakit hipertensi itu ? hipertensi atau yang dikendal dengan penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Ada standar yang dapat menjadi ukuran mengenai tekanan darah yang dikategorikan hipertensi, yaitu sebagai berikut :
No.
Kriteria
Tekanan Darah (mmHg)
Sistolik
Diastolik
1.
Normal
< 130
< 85
2.
Perbatasan (high normal)
130 – 139
85 – 89

Hipertensi


3.
Derajat 1 : Ringan (mild)
140 – 159
90 – 99
4.
Derajat 2 : Sedang (moderate)
160 – 179
100 – 109
5.
Derajat 3 : Berat (severe)
180 – 209
110 – 119
6.
Derajat 4 : Sangat Berat (very severe)
> 210
> 120

Seseorang yang menderita hipertensi akan memiliki penderitaan yang lebih berat lagi jika semakin banyak faktor risiko yang menyertai. Hampir 90% penderita hipertensi tidak diketahui penyebabnya dengan pasti. Para ahli membagi dua kelompok faktor risiko pemicu timbulnya hipertensi, yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol.

FAKTOR YANG TIDAK DAPAT DIKONTROL
Beberapa faktor yang tidak dapat dikontrol antara lain sebagai berikut :
Keturunan
Sekitar 70 – 80% penderita hipertensi esensial ditemukan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua maka dugaan hipertensi esensial lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita yang kembar monozigot (satu telur) apabila salah satunya menderita hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran dalam terjadinya hipertensi.
Jenis kelamin
Hipertensi lebih mudah menyerang kaum laki-laki daripada perempuan. Hal itu kemungkinan karena laki-laki banyak memiliki faktor pendorong terjadinya hipertensi, seperti stres, kelelahan, dan makan tidak terkontrol. Adapun hipertensi pada perempuan peningkatan risiko terjadi setelah masa menopause (sekitar 45 tahun).
Umur
Pada umumnya, hipertensi menyerang pria pada usia di atas 31 tahun, sedangkan pada wanita terjadi setelah usia 45 tahun (menopause).

FAKTOR YANG DAPAT DIKONTROL
Beberapa faktor yang dapat dikontrol antara lain sebagai berikut :
Kegemukan
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi. Telah dibuktikan pula bahwa faktor ini mempunyai kaitan erat dengan terjadinya hipertensi di kemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita hipertensi dengan berat badan normal.
Konsumsi garam berlehih
Garam mempunyai sifat menahan air. Konsumsi garam yang berlebihan dengan sendirinya akan menaikkan tekanan darah. Sebaiknya hindari pemakaian garam yang berlebihan atau makanan yang diasinkan. Hal itu tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalam makanan. Namun, sebaiknya penggunaan garam dibatasi seperlunya saja.
Kurang olahraga
Olahraga isotonik, seperti bersepeda, jogging, dan aerobik yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Orang yang kurang aktif berolahraga pada umumnya cenderung mengalami kegemukan. Olahraga juga dapat mengurangi atau mencegah obesitas serta mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Garam akan keluar dari dalam tubuh bersama keringat.
Merokok dan konsumsi alkohol
Hipertensi juga dirangsang oleh adanya nikotin dalam batang rokok yang dihisap seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nikotin dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah. Selain itu, nikotin juga dapat menyebabkan terjadinya pengapuran pada dinding pembuluh darah. Efek dari konsumsi alkohol juga merangsang hipertensi karena adanya peningkatan sintesis katekholamin yang dalam jumlah besar dapat memicu kenaikkan tekanan darah.
Stres
Tekanan darah lebih tinggi telah dihubungkan dengan peningkatan stres, yang timbul dari tuntutan pekerjaan, hidup dalam lingkungan kriminal yang tinggi, kehilangan pekerjaan dan pengalaman yang mengancam nyawa. Terpapar stres bisa menaikan tekanan darah sepintas dan hipertensi dini cenderung lebih reaktif.

Apabila kita mempunyai satu atau bahkan lebih faktor risiko penyakit hipertensi, sebaiknya harus mulai berhati-hati. Tidak ada salahnya kalau kita banyak berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan yang lain, karena hipertensi juga dapat memicu terjadi penyakit yang lainnya. Apakah penyakit yang menyertai hipertensi ? dan bagaimanakah penatalaksanaan penyakit tersebut ?. Mungkin kedua hal tersebut akan dibahas pada postingan yang akan datang. Semoga informasi ini dapat bermanfaat.

Berbagi Informasi
Berbagi Informasi Updated at: Sabtu, Juni 01, 2013

2 komentar:

Terima Kasih Atas Kunjungannya
Harap berkomentar yang santun
dan tidak ada unsur SARA dan pornografi
Maaf, komentar dengan link aktif akan dihapus