Pada postingan
terdahulu telah dibahas faktor risiko dari penyakit hipertensi. Orang yang mempunyai
faktor risiko apalagi lebih dari satu faktor risiko harus mulai berhati-hati
dalam menjaga kesehatan dan melakukan deteksi dini dengan secara teratur melakukan check up kesehatan. Mengapa demikian ?
karena apabila kita terserang
hipertensi, dapat menimbulkan beberapa penyakit.
Agar dapat
melakukan deteksi dini, maka kita harus tahu bagaimana gejala dari penyakit
hipertensi, tapi itupun tidak mudah. Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan
satu-satunya gejala pada hipertensi esensial. Gejala-gejala seperti sakit
kepala, mimisan, pusing, atau migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis
hipertensi. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala dan baru
timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ sasaran seperti pada
ginjal, mata, otak, dan jantung.
Kalau sudah terserang
hipertensi, maka beberapa penyakit dapat menyertainya, diantaranya adalah :
Penyakit jantung koroner
Penyakit
ini sering dialami penderita hipertensi sebagai akibat terjadinya pengapuran
pada dinding pembuluh daerah jantung. Penyempitan lubang pembuluh darah jantung
menyebabkan berkurangnya aliran darah pada beberapa bagian otot jantung. Hal
ini menyebabkan rasa nyeri di dada dan dapat berakibat gangguan pada otot
jantung. Bahkan, dapat menyebabkan timbulnya serangan jantung.
Gagal jantung
Tekanan
darah tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat untuk memompa darah.
Kondisi ini berakibat otot jantung akan menebal dan meregang sehingga daya
pompa otot menurun. Pada akhirnya, dapat terjadi kegagalan kerja jantung secara
umum. Tanda-tanda adanya komplikasi yaitu sesak napas, napas terputus-putus
(pendek), dan terjadi pembengkakan pada tungkai bawah serta kaki.
Kerusakan pembuluh darah otak
Beberapa
penelitian di luar negeri mengungkapkan bahwa hipertensi menjadi penyebab utama
pada kerusakan pembuluh darah otak. Ada dua jenis kerusakan yang ditimbulkan
yaitu pecahnya pembuluh darah dan rusaknya dinding pembuluh darah. Dampak
akhirnya, seseorang bisa mengalami stroke dan kematian.
Gagal ginjal
Gagal
ginjal merupakan peristiwa di mana ginjal tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi, yaitu nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna. Nefrosklerosis benigna terjadi pada
hipertensi yang berlangsung lama sehingga terjadi pengendapan fraksi-fraksi
plasma pada pembuluh darah akibat proses menua. Hal itu akan menyebabkan daya
permeabilitas dinding pembuluh darah berkurang. Nefrosklerosis maligna merupakan kelainan ginjal yang ditandai
dengan naiknya tekanan diastole di atas 130 mmHg yang disebabkan terganggunya
fungsi ginjal.
Kita bisa
membayangkan bagaimana bahayanya apabila hipertensi sudah disertai dengan penyakit-penyakit
tersebut di atas. Hal ini masih belum biaya pengobatan dari komplikasi penyakit
tersebut, tentu saja sangat mahal. Sekarang persoalannya, bagaimana agar kita
dapat terhindar dari penyakit hipertensi ?
Hipertensi bisa diatasi dengan memodifikasi
pola hidup. Pengobatan dengan antihipertensi diberikan jika modifikasi pola
hidup tidak berhasil. Bagaimana perubahan pola hidup yang diperlukan oleh
penderita hipertensi atau dapat juga
untuk mengantisipasi terjadinya hipertensi ?
Langkah dalam mengubah pola hidup
penderita hipertensi diantaranya adalah :
1. Penderita
hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan
berat badannya sampai batas ideal.
2. Mengubah
pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol darah tiggi.
3. Mengurangi
pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida
setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium, dan kalium yang cukup).
4. Mengurangi atau
tidak minum alkohol.
5. Olahraga
aerobik yang tidak terlalu berat. Penderita hipertensi esensial tidak perlu
membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali.
6. Berhenti
merokok.
7. Masyarakat
dengan tekanan darah tinggi sebaiknya menghindari beberapa aktivitas tertentu
yang dapat meningkatkan tekanan darah dan frekuensi jantung pada tingkat yang
membahayakary di antaranya: sauna atau ruang uap, mandi uap, kolam air hangat, berendam air panas, kolam renang yang hangat. Sangat penting bagi
penderita hipertensi untuk membatasi jumlah waktu yang dihabiskan untuk
aktivitas di atas hanya kurang dari 10 menit. Setelah terjadinya paparan
terhadap lingkungan ini, pasien sebaiknya duduk menjauh dari sumber panas
selama beberapa menit sebelum berdiri kembali dengan tujuan untuk meminimalkan
risiko terjadinya pusing kepala atau pingsan (sinkope).
8. Pasien
hipertensi harus lebih berhati-hati
mengonsumsi obat-obatan bebas (OTC) yang mengandung vasokokonstriktor
(menyempitkan pembuluh darah), yang
dapat menaikkan tekanan darah. Obat-obatan tersebut seperti: tetes mata, antihistamin,
flu,sinus, dan obat batuk (terutama yang mengandung dekongestan).
Apabila upaya di atas
ternyata tidak mampu untuk menurunkan tekanan darah, penderita harus segera
mengunjungi dokter untuk mendapatkan obat anti hipertensi. Akan lebih baik
apabila penderita mengubah pola hidup sekaligus mengkonsumsi obat anti
hipertensi. Yang penting jangan menyerah dan tetap berusaha.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungannya
Harap berkomentar yang santun
dan tidak ada unsur SARA dan pornografi
Maaf, komentar dengan link aktif akan dihapus