Senin, 03 Juni 2013


Pada postingan terdahulu telah dibahas faktor risiko dari penyakit hipertensi. Orang yang mempunyai faktor risiko apalagi lebih dari satu faktor risiko harus mulai berhati-hati dalam menjaga kesehatan dan melakukan deteksi dini  dengan secara teratur melakukan check up kesehatan. Mengapa demikian ? karena  apabila kita terserang hipertensi, dapat menimbulkan beberapa penyakit.      

Agar dapat melakukan deteksi dini, maka kita harus tahu bagaimana gejala dari penyakit hipertensi, tapi itupun tidak mudah. Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi esensial. Gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, atau migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata, otak, dan jantung.
Kalau sudah terserang hipertensi, maka beberapa penyakit dapat menyertainya, diantaranya adalah :
Penyakit jantung koroner
Penyakit ini sering dialami penderita hipertensi sebagai akibat terjadinya pengapuran pada dinding pembuluh daerah jantung. Penyempitan lubang pembuluh darah jantung menyebabkan berkurangnya aliran darah pada beberapa bagian otot jantung. Hal ini menyebabkan rasa nyeri di dada dan dapat berakibat gangguan pada otot jantung. Bahkan, dapat menyebabkan timbulnya serangan jantung.
Gagal jantung
Tekanan darah tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat untuk memompa darah. Kondisi ini berakibat otot jantung akan menebal dan meregang sehingga daya pompa otot menurun. Pada akhirnya, dapat terjadi kegagalan kerja jantung secara umum. Tanda-tanda adanya komplikasi yaitu sesak napas, napas terputus-putus (pendek), dan terjadi pembengkakan pada tungkai bawah serta  kaki.
Kerusakan pembuluh darah otak
Beberapa penelitian di luar negeri mengungkapkan bahwa hipertensi menjadi penyebab utama pada kerusakan pembuluh darah otak. Ada dua jenis kerusakan yang ditimbulkan yaitu pecahnya pembuluh darah dan rusaknya dinding pembuluh darah. Dampak akhirnya, seseorang bisa mengalami stroke dan kematian.
Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan peristiwa di mana ginjal tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi, yaitu nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna. Nefrosklerosis benigna terjadi pada hipertensi yang berlangsung lama sehingga terjadi pengendapan fraksi-fraksi plasma pada pembuluh darah akibat proses menua. Hal itu akan menyebabkan daya permeabilitas dinding pembuluh darah berkurang. Nefrosklerosis maligna merupakan kelainan ginjal yang ditandai dengan naiknya tekanan diastole di atas 130 mmHg yang disebabkan terganggunya fungsi ginjal.
Kita bisa membayangkan bagaimana bahayanya apabila hipertensi sudah disertai dengan penyakit-penyakit tersebut di atas. Hal ini masih belum biaya pengobatan dari komplikasi penyakit tersebut, tentu saja sangat mahal. Sekarang persoalannya, bagaimana agar kita dapat terhindar dari penyakit hipertensi ?
Hipertensi bisa diatasi dengan memodifikasi pola hidup. Pengobatan dengan antihipertensi diberikan jika modifikasi pola hidup tidak berhasil. Bagaimana perubahan pola hidup yang diperlukan oleh penderita hipertensi  atau dapat juga untuk mengantisipasi terjadinya hipertensi ?
Langkah dalam mengubah pola hidup penderita hipertensi diantaranya adalah :
1.    Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas ideal.
2.    Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol darah tiggi.
3.    Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium, dan kalium yang cukup).
4.    Mengurangi atau tidak minum alkohol.
5.    Olahraga aerobik yang tidak terlalu berat. Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali.
6.    Berhenti merokok.
7.    Masyarakat dengan tekanan darah tinggi sebaiknya menghindari beberapa aktivitas tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah dan frekuensi jantung pada tingkat yang membahayakary di antaranya: sauna atau ruang uap, mandi uap, kolam air hangat,  berendam air panas,  kolam renang yang hangat. Sangat penting bagi penderita hipertensi untuk membatasi jumlah waktu yang dihabiskan untuk aktivitas di atas hanya kurang dari 10 menit. Setelah terjadinya paparan terhadap lingkungan ini, pasien sebaiknya duduk menjauh dari sumber panas selama beberapa menit sebelum berdiri kembali dengan tujuan untuk meminimalkan risiko terjadinya pusing kepala atau pingsan (sinkope).
8.    Pasien hipertensi harus lebih berhati-hati  mengonsumsi obat-obatan bebas (OTC) yang mengandung vasokokonstriktor (menyempitkan  pembuluh darah), yang dapat menaikkan tekanan darah. Obat-obatan tersebut seperti: tetes mata, antihistamin, flu,sinus, dan obat batuk (terutama yang mengandung dekongestan).
Apabila upaya di atas ternyata tidak mampu untuk menurunkan tekanan darah, penderita harus segera mengunjungi dokter untuk mendapatkan obat anti hipertensi. Akan lebih baik apabila penderita mengubah pola hidup sekaligus mengkonsumsi obat anti hipertensi. Yang penting jangan menyerah dan tetap berusaha.

Berbagi Informasi
Berbagi Informasi Updated at: Senin, Juni 03, 2013

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya
Harap berkomentar yang santun
dan tidak ada unsur SARA dan pornografi
Maaf, komentar dengan link aktif akan dihapus