Rasanya tidak ada orang yang tidak pernah
bercermin selama hidupnya. Selama ini
cermin hanya dipergunakan sebagai sarana melihat tubuh secara keseluruhan untuk
merubah atau memperbaiki penampilan diri. Pernahkan kita mempergunakan cermin
untuk melihat lebih dalam diri kita ? Sebagai orang tua, apakah kita telah
mampu menjaga dan mendidik amanah berupa anak yang dititipkan Alloh kepada kita ?
Tidak ada salahnya kita
mengurai filosofi cermin untuk belajar
menjadi orang tua yang baik. Secara filosofis, cermin memiliki makna sebagai
berikut :
1. Tempat yang tepat untuk introspeksi. Jika kita bercermin maka kita akan melihat potret
diri kita sesuai dengan keadaan yang ada. Sebagai orang tua, kita harus siap
menampung berbagai keluh kesah, curahan mawas diri, koreksi diri, atau
instropeksi dari anak. Untuk itu, pemahaman terhadap dunia anak sangat penting,
sehingga kita dapat mengarahkan dan membimbing anak, agar selalu mawas diri dan
instropeksi serta mampu mengevaluasi perilaku anak dalam komunitas dan lingkungannya.
2. Menerima dan menampakkan apa adanya. Cermin memiliki
karakteristik bersedia menerima dan memperlihatkan apa adanya. Orang tua harus
senantiasa jujur terhadap anak, mengenai situasi dan kondisi keluarga. Perlu
diciptakan suatu iklim dialogis secara terbuka dalam keluarga, di mana anak
diberikan kesempatan untuk menilai dan mengemukakan pendapat secara terbuka
mengenai permasalahan dalam keluarga. Hal ini selain membuat anak merasa mempunyai
arti dalam keluarga, sekaligus juga secara tidak langsung mengajarkan dan
memberikan kesempatan kepada anak untuk memecahkan permasalahan secara mandiri.
Pengalaman memecahkan masalah secara mandiri dalam keluarga, akan meningkatkan kemampuan
anak memecahkan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan.
3. Menerima kapan pun dan dalam keadaan apapun. Cermin
memiliki karakteristik bersedia menerima kapanpun dan dalam keadaan apapun.
Orang tua harus mau membimbing, mengarahkan dan menampung keluh kesah kapanpun
anak membutuhkan. Selain itu, orang tua juga harus mampu ikhlas dan sabar untuk
menerima segala keadaan dan kondisi anak, walaupun kondisi anak belum sesuai
dengan harapan orang tua.
4. Tidak pilih kasih/tidak diskriminatif.
Cermin memiliki sifat tidak
pernah pilih-pilih, siapa saja yang mau bercermin pasti diterima. Orang tua
tidak boleh pilih kasih antara satu anak dengan anak yang lain. Bahkan dalam
konteks hubungan sosial anak, orang tua tidak boleh pilih kasih. Orang tua
tidak boleh "membabi buta" membela anak, tetapi harus dapat melihat
permasalahan secara proporsional.
5. Pandai menyimpan rahasia. Cermin
tidak pemah memperlihatkan siapa yang telah bercermin kepadanya baik yang bercermin
itu kondisinya baik atau buruk. Cermin memiliki sifat pandai menyimpan rahasia.
Sebagai orang tua, kita harus pandai menyimpan rahasia anak. Kita tidak boleh
membuka rahasia apalagi aib anak di hadapan orang lain. Ini akan berpengaruh pada kepercayaan anak terhadap
orang tua. Kepercayaan terhadap orang tua membuat anak terbuka untuk berbagi
masalah dengan orang tua, sehingga orang tua dapat mengawasi, mengarahkan, dan
membimbing anak dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapinya.
Tentu saja karakteristik
orang tua di atas belum dapat menggambarkan secara lengkap kriteria orang tua yang baik. Paling tidak
hal tersebut dapat menjadi media untuk belajar untuk menjadi orang tua yang
baik.
tiada yang bisa menandingi kejujuran cermin,
BalasHapusBetul mas ..
Hapuscermin itu sakti lho mas, kalau saya sih untuk satu hal yang sangat sulit yaitu muhassabah, bagaimana saya menilai diri sendiri sebelum saya berinteraksi dengan yang lain. dari pada menilai orang lain ndilalah saya lebih parah dari orang lain repot juga kan. ada adagium yang mengatakan anak itu cerminan orang tua kalau anak nakal atau luput suwuk ya jangan salahkan anak ya mas. hehe
BalasHapusbetul ... top markotop, sakti tenan mas Agus Setya .. (gawe istilah anyar, he he he)
Hapusnom-noman sakti = remaja sakti koyo bengkel ae mas, hehe
Hapusnama bis juga bisa mas .. he he
Hapuskalau bis surabaya jogja itu sumber kencono mas
Hapuskalau cermin pasti jujur....
BalasHapusmudah mudahan mamang bisa menerapkan poin poin di atas
betul mang ...
BalasHapusmudah2an kita bisa menjadi orang tua yang baik ya mang ..
Amiin... itu yang di impikan setiap orang tua...
Hapusyang penting jagnan nikah lagi mang
HapusGak papa kalau gak ketahuan istri ... he he
Hapusyaaah..malah dosa tho..dan nafkahnya susah mas..katanya lho ya
Hapuscerminku selalu jujur kalau aku ganteng ya mas isnaen ..heheh
BalasHapushe he .. sudah kelihatan kok mas ...
Hapushahah..lagi bercanda saya mas
HapusWong ya memang ganteng to ... he he
Hapusmemang kaplingan sejak lahir sih
HapusMungkin aku akan bercermin setelah membaca artikel ini mas ... :D ijin follow mas .. :D Follback yah ...
BalasHapusOk, siaap ...
Hapusbercermin sambir sisiran
HapusSiiip, sudah ganteng mang ... he he
Hapusjangan lupa semprotkan minyak wangi.siapa tau ada janda kepincut mang
Hapuskepincut sama rumput mamang yang hijau ya mas Agus ... wkwkwkwk
Hapusrumput mamang memang menggiurkan
Hapuscermin adalah suatu kejujuran yg tdk bisa dibohongi, sik tak bercermin...
BalasHapushobbynya bercermin ya mbak ... he he
Hapusdan juga bersolek
Hapuspas banget filosofinya mas, cermin menggambarkan kita apa adanya
BalasHapusbetul mas, kecuali cermin retak ... he he
Hapusdan juga cermin cembung
Hapusmau cari cermin ya di toko kaca lah mas, masak di toko penjual sayuran
BalasHapusBarangkali tukang sayurannya bawa cermin dan dijual juga .. he he
Hapusitu tukang sayur edan, hehe
Hapussampingan to mas ... he he he
Hapus