Sumber |
Suku
Minangkabau merupakan suku yang suka merantau. Barangkali hal ini berasal dari karakteristik
nenek moyang mereka yang suka merantau. Banyak pendapat berkenaan dengan nenek
moyang suku Minangkabau. Beberapa buku yang saya baca menyebutkan bahwa nenek
moyang mereka adalah bangsa Deutro Melayu dari daratan Indo China. Salah satu
karakteristik lain dari suku Minangkabau adalah adat yang dipegang dengan kuat.
Adat istiadat mereka dipertahankan melalui tambo,
yang merupakan cerita tentang nenek moyang mereka dan diturunkan secara lisan
dari generasi ke generasi.
Salah satu karakteristik budaya yang unik
dari suku Minangkabau adalah budaya matrilineal, di mana peran perempuan lebih
dominan dari laki-laki. Alur keturunan didapatkan dari jalur ibu. Hal ini tentu
berbeda dengan nilai-nilai Islam yang lebih banyak menganut paham patrilineal.
Pada mulanya, saya bingung memikirkan bagaimana kedua nilai-nilai yang terkesan
bertentangan ini dapat dipersatukan ? Hasil membaca buku-buku tentang Minangkabau
serta diskusi dengan beberapa tokoh Minangkabau di sekitar tempat tinggal saya,
mendapatkan sesuatu yang menarik yang menurut saya layak untuk dibagi. Sinergi nilai-nilai
Islam dengan budaya Minangkabau tidak terlepas dari gerakan pembaharuan dari kaum
padri, yang salah satu tokohnya adalah Datuk Malim Basa atau terkenal dengan
Tuanku Imam Bonjol.
Pada mulanya gerakan pembaharuan Islam dari
kaum padri mendapatkan tentangan keras dari kaum adat, sehingga menimbulkan
perang padri antara kaum padri dengan kaum adat yang dibantu Belanda. Namun
pada akhirnya, dengan kesadaran untuk bekerja sama mengusir Belanda, mereka
bersatu untuk melawan Belanda. Hal ini menyebabkan gerakan pembaharuan Islam di
Minangkabau lambat laun dapat diterima masyarakat.
Dalam melaksanakan gerakan pembaharuan
Islam, kaum padri tidak lantas menghapus budaya-budaya dari suku Minangkabau dari
generasi-generasi sebelumnya. Apa yang mereka lakukan adalah dengan menafsirkan
nilai-nilai budaya dengan nilai-nilai Islam secara bijaksana. Penafsiran ini
menyebabkan nilai-nilai budaya tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Contoh menafsirkan budaya Minangkabau dari sudut pandang Islam diantaranya
adalah sebagai berikut :
Adat : Anak laki-laki harus meninggalkan rumah
untuk mencari pengalaman dan mencari ilmu.
Islam :
Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Islam menyerukan dan
memotivasi umatnya untuk menuntut ilmu setinggi mungkin dan kemudian
mengajarkannya kepada orang lain.
Adat : Anak muda harus merantau untuk bertemu
dengan banyak orang dan menggali kebijakan dan mencari masa depan yang lebih
baik.
Islam : Mengembara dan merantau untuk mempelajari
peradaban bangsa lain dianjurkan dalam Islam untuk meningkatkan Iman kepada
Allah SWT.
Adat : Wanita itu menentukan sendiri dengan
siapa dia akan menikah.
Islam : Wanita tidak boleh dipaksa dengan siapa
dia akan menikah.
Adat : Bundo kanduang adalah pemimpin sekaligus
pengambil kebijakan dalam rumah gadang.
Islam : Ibu berhak dihormati tiga kali lipat dari
ayah.
Demikian luhur dan bijaksananya kaum padri untuk
menafsirkan nilai-nilai budaya dalam pandangan Islam, sehingga bisa bersinergi
secara harmonis, yang kemudian terkenal dengan "Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah".
Wah saya nyimak saja mas sambil menambah pengetahuan saya. Soale saya buta sejarah mas isnaeni. Hehehe..
BalasHapusOya mas isnaeni tinggalnya di mana ya mas. Siapa tau kalau pas jalan2 saya bisa mampir hehehe
mangga silahkan disimak ..., saya tinggal di Bantul, Yogyakarta mas, dekat rumah orang tuanya mbak Khusna, silahkan kalau mau mampir ..
Hapusiya lho Mas Nady...lumayan deketan...
Hapuswalah... jauh sekali dari Surabaya. Tapi ndak apa-apalah siapa tau saya ada kesempatan berkunjung ke Bantul dan bisa mampir ke rumah mas IS dan mbak Khusna
HapusMangga silahkan mas Budi, jangan lupa kontak kalau mau ke Jogja
Hapusbila diibaratkan ke dalam sepakbola mungkin mempunyai permainan bagus dengan perpaduan skill individu dan khas yang ciamik hehe
BalasHapuswah ketahuan penggemar bola ya mas .. hehehe
Hapusmakanya rumah makan padang menyebar di seluruh indonesia...kayak sepak bola
Hapuswkwkwk setuju deh sama mba Khusna :)
Hapussuku Jawa juga tersebar di seluruh Indonesia, termasuk etnis Tionghoa juga ...
HapusYang jelas tidak bisa melihat pengkolan ya ? he,, he, he,,,
Hapussungguh suatu kebijakan yang baik bagi kedua pihak, membuat persatuan dari perbedaan itu cukup sulit namun bukan itu yang saya baca. saya membaca sampai akhir dan masih tidak mengerti namun yang saya garis bawahi adalah munculnya persatuan akibat tujuan yang sama kemudian dilanjutkan dengan suatu kebijakan berujung keharmonisan
BalasHapusPada mulanya kaum adat tidak setuju dengan dakwah dari kaum Paderi, karena dicurigai akan menggerus budaya Minang, sehingga timbul perang. Kaum adat dibantu Belanda. Namun kemudian karena mereka menyadari pentingnya mengusir Belanda dari tanah Minang, kaum adat dan paderi bergabung. Setelah bergabung, kemudian dakwah kaum paderi menjadi dimengerti dan diterima oleh kaum adat. Apalagi dalam dakwahnya kaum paderi tidak menghilangkan budaya Minang tetapi memaknainya secara Islami. Untuk adat basandi syara', syara' basandi kitabullah memang sampai sekarang masih jadi kontroversi mengenai kapan itu dimulainya, tetapi ada buku yang menyatakan itu dimulai pada jamannya kaum paderi. Budaya padang memang agak susah ditelusuri karena sebagian besar diungkapkan dalam tambo atau cerita turun temurun. Sekarang sudah ada upaya membukukan, walaupun harus dipilah-pilah mana yang merupakan fakta dan mana yang mitos ..
HapusAnehnya lagi, ketika Pangeran Diponegori yang diburu-buru Belada, yang ketangkap justru Pangeran Sentot (panglima perang dalam zaman perang Diponegoro) yang dibuang ke negeri Minang ini, sekali untuk mengadu domda tokoh Paderi dengan Sentot, soalnya Belanda sendiri kerepotan mengahadapi kaum ini. Ternyata yang terjadi di lapangan beda lagi, bukanya memerangi kaum Paderi, Pangeran Sentot justru bekerja sama karena merasa senasib dan persamaan aqidah. Inilah yang menyebabkan Belanda gusar, bukannya menolong, tapi malah bikin tambah repot, sehingga Pangeran Sentot ditangkap lagi dan dibuang ke Bengkulu, sampai beliau menemui ajal disana..
HapusJelas ada benang marahnya disini, Tuanku Imam Bonjol - Pangeran Diponegoro - Pengeran Sentot
Betul sekali mas ... gencatan senjata pada perang paderi I justru karena Belanda direpotkan dengan Perang Diponegoro yang memerlukan tenaga dan dana ...
Hapuskunjungan perdana nih...
BalasHapusjangan lupa sempetin mampir di http://comtelweb.blogspot.com
Makasih kunjungannya .. Insya Allah nanti saya juga berkunjung ..
Hapusnyimak artikel'a gan, bagus banget info'a.. :)
BalasHapusMakasih mas Yazid, semoga ada manfaatnya ...
Hapusmungkin karena itulah sehingga orang minangkau terkenal dengan agamanya yang baik
BalasHapusBetul mas, justru itu awal mulanya saya tertarik untuk mencari tahu kenapa dakwah Islam di sana begitu hidup dan diterima oleh masyarakat yang matrilineal. Saya juga tertarik untuk menulis kunci sukses orang Minangkabau dari sisi adat dan budaya, cuma saya belum dapet bahan-bahannya ..
HapusBetul mas, kalau gak salah juga sudah jadi pahlawan nasional juga ..
BalasHapussatu satunya budaya indonesia yang lepas dari tradisi patriarki ya..?
BalasHapuskalo soal 3 kali dihormati sih bener, tapi kalo pemimpin rumah tangga dipegang perempuan kan ga sesuai dengan islam. adakah tradisi lokal pra islam disana yang berasimilasi dengan budaya islam makanya bisa begitu..?
Bener kang Rawins, siji-sijine nang Indonesia, tapi nek luar Indonesia ana juga sih. Tradisi bundo kanduang jadi pemimpin dan pengambil kebijakan dalam rumah tangga kuwe tradisi asline kang. Masalah bertentangan dengan Islam aku ra ngerti banget, tapi aku pernah maca nek Islam ora mbedakna laki-laki dan perempuan. Perempuan juga dipandang sebagai pemimpin rumah tangga, tapi ora dalam hal mencari nafkah. Nek masalah ibadah memang laki-laki jadi pemimpin.
HapusMaksudnya disini perempuan bukan pemimpin rumah tangga mas. Perempuan mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan rumah tangganya, serta pemegang hak mengatur pusaka, atau mengelola harta kaum. Secara Adat, harta kaum di kuasai oleh kaum perempuan, karena mereka lah pewaris dan pengelola. Ini bertujuan untuk melindungi perempuan itu sendiri beserta anak anak mereka apabila mereka menghadi kemungkinan terburuk dalam menjalanin hidup mereka.
HapusSedangkan harta dan pencarian orang tua (ayah) teta diperlakukan sebagaimana hukum Islam. Jadi didalam rumah tangga, tetap si ayah pengambil keputusan, sedangkan di adat, mamak (saudara laki-laki ibu lah yg pegang peranan). Justru laki-laki di keluarga istrinya adalah orang yang sangat dihormati, karena laki-laki itu lah kelak akan menjadi pelindung dari anak kemenakan mereka :)
Wah makasih penjelasannya, semakin paham dengan terminologi matrilineal dalam adat Minangkabau
HapusTanah minang memang di kenal kuat akan Islamnya ya mas
BalasHapusNamun demikian tradisi adatnya juga kuat :)
Setuju mas ... :)
HapusSaya juga setuju ..
Hapustapi berat banget kalau ada perempuan pengen menikah dengan lelaki minang...ada cerita, seorang teman ingin menikah dengan pria berdarah Payakumbuah (Payakumbuh)...sesuai adat, si wanita yang "membeli" calon pengantin prianya. Karena si pria seorang sarjana tehnik, lulusan UGM pula, anak bontot dan mempunyai pekerjaan yang sangat mapan...si wanita harus membayar sangat mahal untu si calon suaminya...entah berapa puluh juta pokoknya beraaaaat banget.
BalasHapustapi ada cerita sebaliknya...adik tetangga saya (berdarah jawa) melamar seorang gadis berdarah Minang (Pariaman)...nah sama si calon istri minta syarat berupa kamar plus isinya dan dapur plus isinya. kalau sekedar kasur dan lemari sih masih masuk akal, lha ini yang diminta termasuk AC dan peralatan elektronik barang je...dapurnya mulai kompor, kulkas dll....wahduh...niat pengen membina rumah tangga malah tekor habis-habisan. namun ternyata kegigihan si adik tetangga saya, semua berhasil...sekarang beliau sudah dikaruniai momongan laki-laki, kembar pula.
beda jauh dengan adat desa saya, yang menerima mahar dan tukon manten apa adanya...
benarkah mbak khusna ?
HapusAda yang masih seperti itu, tapi ada juga yang tidak mbak, kecuali kalau memang menikah satu suku ..
Hapusiya betul betul banget Mas Is, tergantung orangnya. Ada yang tega memanfaatkan moment nikah itu, namun ada juga yang tepo seliro dan nrimo apa adanya, yang penting kan ijab qabulnya...iya kan ?
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusItu oknum yang hanya memanfaatkan situasi mba, dan itu tidak berlaku umum. Kalau disini secara pribadi, atau orang-orang yang saya tau, tidak pernah mengalami hal yang seperti ini.. Malah bagi orang minang, khususnya cewek yang menikan dengan pria asal daerah lain, itu merupakan suatu penghormatan lo mba., buktinya secara keluarga besar, mereka siap menyerahkan anak perempuan mereka, atau menerima orang lain yang belum mereka kenal seutuhnya baik itu dari silsilah dan budaya untuk mengurus anak kemenakan kita dikemudian harinya.. :)
HapusMakanya disini, seorang pria yang bisa menikahi perempuan minang itu beruntung, pertama status mereka di keluarga perempuan, kedua tentang status anak-anak mereka. Karena minang menganut adat matriakat, secara tidak langsung anak-anak mereka lah yang nantinya akan mengelola harta kaum, mengurus kaum, pengambil keputusan di kaum mereka.., dan itu tidak akan mereka dapatkan di keluarga bapak mereka.. :) Pokoknya anak laki-laki adalah seorang pemimpin kaum dan pemimpin adat, serta orang yang disegani di keluarga besar ibu mereka... :)
Hapus
Saya sepakat mas, karena sepupu laki-laki saya juga menikah dengan perempuan asli Minang dan sekarang menetap di Bengkulu ..
Hapussaya sih sependapat dengan yang wanita itu menentukan sendiri dengan siapa dia akan menikah tidak seperti mitos orang jawa katanya wanita itu kerjanya didapur jadi harus nurut
BalasHapuswanita dalam adat Jawa itu suargo nunut, neraka sorry ya mbak .. hehehehe
HapusBaru tahu aku mas
BalasHapusSaya juga sebenarnya baru tahu, hasil ngobrol2 sama teman yang dari Minang dan baca beberapa buku-bukunya ..
Hapussaya juga baru tahu
Hapusternyata budaya minangkabau tidak berbeda dengan ajaran islam ya mas, hmmm makasih telah berbagi wawasan ;)
BalasHapuskunjungan perdana n slm kenal :D
Bener mbak, makanya saya lebih cenderung pake kata sinergi karena saling menguatkan tanpa merubah salah satunya, dan bukan akulturasi atau asimilasi ..
Hapuswah informasi yang menarik ini mas tentang budaya dan nilai agama islam. Sangat mencerahkan buat saya. Terimakasih atas share nya ya :)
BalasHapusSama-sama mbak Ririn, semoga ada manfaatnya ..
HapusDapat pelajaran dari Mas Is tentang nilai agama Islam dan nilai
BalasHapusBudaya Minang. saya gak mudeng, adat Minang ini ijin simak Mas
Mangga mas ... saya juga gak mudeng-mudeng banget, cuma masalah ini kemarin sempat saya obrolkan sama teman dari Minang yang tinggal dekat rumah saya ..
HapusPelajaran dan pengetahuan yang berharga
BalasHapusDulu waktu saya masih sekolah pernah d
Pelajari tntang suku Minang namun lupa lagi
Menarik nih memang islam sangat fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan masyarakat.
BalasHapusbetul...bukan berarti mengekor begitu saja namun dapat menyelaraskan diri :D
HapusSetuju kang Zeer, tanpa mengurangi nilai Islamnya ..
Hapussippp... ^_^
Hapussaya malah menggaris bawahi..kaum padri dan adat bersatu karena adanya keinginan untuk mengusir belanda. Intinya Nasionalisme menyatukan meraka.
BalasHapusapa betul gitu ya ?
sekedar pendapat kok mas
mungkin juga bang...tanya sama yang lebih tahu yuk..saya ndak tahu soal sejarah itu :D
Hapusmari menunggu mas isnaeni
HapusBener mas Agus, tadinya berbeda pendapat sehingga timbul perang padri I, karena Belanda juga banyak menghadapi perlawanan di daerah lain seperti di Jogja dengan Pangeran Diponegoro, terjadi gencatan senjata. Pada saat itulah jiwa nasionalisme mencuat sehingga kaum adat bergabung dengan kaum padri melawan Belanda (peran padri II) ...
HapusBudaya asli memang layak dipertahankan. Menurut saya, itu bentuk kebijaksanaan Kaum Padri, dalam menyebarkan Islam mas ... Memang begitulah seharusnya Islam. Tidak menyebarkan dengan kekerasan dan harus diTimur Tengah kan .. Hidup Gus Dur .. loh !! Opo hbungane ? He..e..he...i...he...
BalasHapusSugeng Ngeblog ....
hidup gusdurrr juga :D
HapusSaya juga ikut hiduo Gus Dur ..
Hapusbundo kanduang itu apa ya mas ?:D
BalasHapusSecara harfiah bundo kanduang itu ibu kandung/ibu sejati. Kalau dalam adat Minang, bundo kanduang itu pemimpin wanita. Dalam rumah gadang, itu pemimpin atau yang dituakan. Biasanya rumah gadang itu terdiri dari nenek, ibu dan ayah, anak perempuan dan suaminya serta anak-anak mereka. Ini yang saya pahami, barangkali kalau orang Minang dapat menjelaskan secara lebih detil ..
Hapusmenarik gan infonya tetang budaya minangkabau yang ada nilai-nilai islam
BalasHapusMakasih mas, semoga bisa bermanfaat ...
HapusNyimak aja mas daerah padang ya
BalasHapusSaya bukan dari Padang mas, saya asli Jawa Tengah, sekarang tinggal di Jogja ..
HapusMemahamai budaya sungguh menarik dan berkah ... ketika kita memahami budaya orang, maka tidak akan sulit bagi kita untuk di terima oleh penduduk budaya tersebut.
BalasHapusBetul sekali, ada pepatah di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung ... dan tidak ada salahnya kita mempelajari budaya orang lain, sehingga bisa menarik manfaat dari kearifan budaya tersebut
Hapusjadi inget pelajaran di sekolah, paham matrilineal dan patrilineal.
BalasHapushehehe, itu bahan pelajaran SMP atau SMA ya ..? lupa saya ..
Hapusdatang lagi mas
BalasHapusMakasih, ini kleponnya dimakan .. hehehe
Hapussaya nyimak dlu ya mas sambil bawa ember
BalasHapusDi sini gak banjir mas, gak perlu bawa ember .. hehehe
Hapusagak unik juga yah mas alur keturunannya mengikuti jalur ibu dan wanita lebih dominan dari pria, makasih infonya mas, menambah wawasan saya mengenai budaya Minangkabau.
BalasHapusBetul mas, satu-satunya di Indonesia ..
Hapuswaahh. ternyata bgitu ya oom..
BalasHapuskirain bener2 mutlak ikut perempuannya.
hehehe :D
Sekalian numpang makan sama perempuan ya om ... hehehehe
HapusMinangkabau diprofinsi mana ya ? Diatas tidak dijelaskan.
BalasHapusSaya berharap sinerginya nilai-nilai islam yang dipadu dengan budaya minang kemudian dapat membantu wanita untuk keluar dari budaya yang kurang syar'i.
di Sumatera Barat mbak ..
HapusNilai-nilai budaya memang tidak bisa di hilangkan, bagaimanapun perkembangan yang terjadi sekarang ini, nilai dari budaya itu akan tetap bertahan :)
BalasHapusBetul mas, karena itu juga merupakan jati diri ..
Hapusadat ini masih dijunjung tinggi nggak ya Mas Is? soalnya saya ngebayangin sama keadaan budaya global sekarang ini, nilai2 budaya yang orisinil seperti di Minang ini pasti menghadapi tantangan berat.
BalasHapusnek maca2 sih nang kana isih dinggo kang, tapi nek sing wis tinggal nang daerah liya ketone wis mulai adaptasi ..
HapusArtikel yang menarik dan penuh makna nie mas, antara budaya dan nilai-nilai keislaman memang terkadang adanya sinergi walaupun tidak semua budaya di tiap daerah itu belum tentu bisa bersinergi dengan nilai keislaman :)
BalasHapusBetul mas, ini uniknya Minangkabau ..
HapusAdat di Ranah Minag bisanyanya tidak lepas dari agama dan budaya Melayu ya Mas ?
BalasHapusSalam
Betul mas, asal-usulnya memang dari suku Melayu ..
HapusWah, ini semacam akulturasi ya mas :-) artikelnya bagus mas.
BalasHapusKalau saya melihatnya tidak seperti itu mas, karena nilai-nilai budayanya tidak mengalami perubahan, hanya dimaknai secara Islami ...
Hapuskunjungan lagi saya mas
BalasHapusSudah gak bawa ember to mas .. ? hehehehe
Hapusbanyak terdapat nilai-nilai islam di setiap budaya bangsa indonesia ini ya mas yang mana perlu untuk dilestarikan keberadaannya :)
BalasHapusBetul mbak, budaya merupakan salah satu jati diri kita ...
HapusAduh jadi ga enak hati nih saya mas, kalo sempat jalan ke padang, jalan lupa kabarin ya mas, kita ajak mas Isnaeni makan rendang enak :)
BalasHapusInsya Allah mas, kapan2 kalau ke Padang tak kontak mas Hari .. hehehe
Hapusinformasi yang sangat bermanfaat untuk budaya dan agama
BalasHapusmakasih mas, semoga ada manfaatnya untuk lebih memahami budaya Minang sebagai bagian dari budaya nasional
Hapusnyimak ya maz . .
BalasHapusislam memang menyempurnakan segalanya . . .
Betul mas Eli ...
HapusLagi Nongkrong mas
BalasHapusSambil ngopi2 ya mas .. hehehe
Hapusnilai budaya dan nilai agama apabila disenergikan maka kehidupan di bumi ini akan sejahtera ya mas :)
BalasHapusBetul mbak, banyak juga budaya yang dipengaruhi nilai-nilai Islam
Hapustapi bagus mas di pengaruhi nilai - nilai Islam, coba kalau dipengaruhi nilai - nilai ke barat - baratan kan gak bagus
Hapussaya baca2 dulu deh.. coz msh blm paham ni mengenai budaya minangkabau..
BalasHapusMangga, saya sebenarnya gak paham2 banget karena saya juga bukan asli sana. Ini saya dapatkan dari hasil ngobrol2 dengan teman yang asli sana dan juga baca2 buku tentang budaya Minang ..
HapusTentang Adat sangat susah sekali untuk di laksanakan.
BalasHapusHarus merantau tapi saya gak mau jauh sama ortu :(
Mungkin kalau sudah gede saya harus merantau ya mas? untuk masa depan lebih baik
Betul mas, saya malah sejak lulus SMP sudah merantau. Banyak pengalaman dan pelajaran hidup bisa dipetik dari masa perantauan mas ..
HapusNambah ilmu lagi CMIW :)
BalasHapusTerima kasih infonya, sangat bermanfaat sekali, kebetulan saya orang padang, hehe.. :)
BalasHapusWah tentunya lebih tahu dari saya ya mas .. hehehe
HapusYang jelas orang Minangkabau pintar berdagang
BalasHapusBetul mas, saya sebenarnya tertarik untuk menyelidiki lebih banyak mengenai rahasia sukses orang Minangkabau. Menurut saya menarik sekali kalau bisa diulas dari sudut pandang budaya. Kalau dari ilmu ekonomi tentu kurang menarik karena tidak bisa menunjukkan kekhasan orang Minangkabau ..
HapusKita tahu nilai-nilai Islam itu luas, dalam, dan universal. Dari hanya sedikit sekali pengikutnya, diboikot, dihambat, ditentang, dintimidasi, dan diperangi kemudian Islam justru berkembang dengan pesat ke seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia. Tentu saat itu (dan sampai sekarang) ajaran Islam diajarkan dengan cara yang bijaksana. Contoh yang baik dalam hal ini misalnya adalah metoda penyebaran Islam di tanah Jawa oleh para Walisanga. Terima kasih sharingnya yang menarik tentang 'Sinergi Nilai-Nilai Islam dengan Nilai-Nilai Budaya Minangkabau. Salam cemerlang!
BalasHapusBetul sekali mas Herdoni. Sesungguhnya kalau dikaji mendalam, banyak sekali nilai-nilai budaya yang diadaptasi dari nilai-nilai Islam
HapusIya yah, di minangkabau wanita tuh terkhusus sekali yah.. Jadi Istimewa kalau menurut tika :)
BalasHapusBukankah menurut pandangan Islam, wanita juga istimewa mbak Tika ..? hehehe
Hapusnyimak saja mas sambil bawa kopi.. :)
BalasHapusMangga mas, sekalian pisang gorengnya dimakan .. hehehe
Hapustapi piring dan gelasnya jangan dimakan juga nanti saingan sama kuda lumping xixixix
Hapussemua sejalan y dgn aturan agama.. ! asik jg.. laki2 yg dilamar.. tapi yg nyuci baju ama masak kita... hehehe
BalasHapusYa gak seperti itu lah mas .. ntar bajunya gak bersih no kalau yang nyuci laki-laki .. hehehe
Hapuswaduh memang nya begitu ya mas, yang nyuci dan masak uda - udanya, betul ngga tuh?
HapusWah yaudah kapan-kapan kalau saya pas kebetulan ke jogja saya akan mampir mas, sekalian ke tempat orang tuanya mbak khusna hehehe.
BalasHapusOh iya, tumben belum update mas. Sepertinya sama dengan saya mas, telat update karena urusan dunia nyata yang lumayan sibuk hehehehe
hehehe tukang ramal ya mas Nady kok tahu ...
Hapussabtu minggu saya mudik ke tempat istri di Klaten, trus Seninnya banyak kerjaan, buka internet sampe gak sempat .. hehehe
saya boleh ikut ga mas mas
Hapuswah saya malah jadi kepengen nih jalan-jalan ke padang mas untuk lihat suasana masyarakat di sana hehehe :D
BalasHapusSaya juga pengin sebenarnya mbak, belum ada momen yang pas sama dananya tentu .. hehehe
Hapuskalau saya pernah sekali main ke padang dan berkunjung ke perahu malin kundang dan patung malin kundang
HapusAdat minangkabau dan islam sangat berkaitan erat ya mas
BalasHapusBetul mas Rahmat Arifin, adatnyanya memang bersendikan nilai-nilai Islam
Hapusmakasih gan udh share tentang minangkabau :)
BalasHapusSama-sama mbak Dwi Alfina, semoga bermanfaat ...
Hapusbermanfaat sekali mas ternyata adatnya sungguh ruar biasa
Hapusnglongok maniing
BalasHapusKeton apane kang ...?
Hapuswaduh, kamus mana ... kamus mana...
Hapusnilai budaya, nilai agama, nilai sosial, dll apabila disinergikan maka akan terwujud masyarakat yang sejahtera ya mas :)
BalasHapusBetul mbak, asal yang jadi induknya adalah nilai-nilai agama tentunya ..
Hapussaya dikasih nilai berapa mbak, mas master
Hapusizin nyimak dan nebeng pertamax ya
BalasHapussetiap pemuda minag harus merantau, wah hebat ya mas... semuanya diharuskan oleh adat untuk merantau
BalasHapusSubhanallah!! hebat lohh.. �� sy sangat suka mempelajari sejarah-hari-ibu-dan-hari-ayah-di-dunia.html makasiii ya bro,, #sangatmenarik
BalasHapusBtw maaf, izin share boleh kah? ��
Subhanallah!! hebat lohh.. �� sy sangat suka mempelajari sejarah-hari-ibu-dan-hari-ayah-di-dunia.html makasiii ya bro,, #sangatmenarik
BalasHapusBtw maaf, izin share boleh kah? ��
apakah benar apa yang dikatakan..gw cuma setuju dengan pemikiran buya hamka dimana adat tidak bs disamakan dengan ajaran alquran dan hadist..tidak ada yang bs menandingi coba anda berfikir secara aplikasinya banyak orang minang yang beragama islam tp msh menjalankan sistem matrilineal..sedangkan sistem matrilineal adalah sistem orang orang yahudi..sejarah minang hanya berdasarkan cerita lisan dimana kita tahu bahwa manusia apabila dititip omongan kata..maka kata itu bs berlebih ataupun berkurang..
BalasHapusGo-blog!!!bangsat lu nyama2in gw sm yahudi. Mending lu perbaikin nama lu dulu. Nama binatang lu pake-pake. Pantesan ngetiknya gak pake otak. Make nama Sok2an x-men ala barat , justru lu penggemar yahudi.
Hapuskapan ya bisa ke tanah minang? mampir juga di warung kita ya tempat sablon gelas plastik bandung
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus