Sabtu, 23 Agustus 2014

OBROLAN CAKRUK : INDONESIA BARU


Seperti biasa, malam sabtu saatnya menjalankan tugas sosial di kampung, ronda. Satu persatu kami datang ke cakruk. Sambil menikmati kacang godhog dan teh, kami ngobrol sana-sini. Entah siapa yang mulai, tidak seperti ronda-ronda sebelumnya, sejak awal kita banyak membicarakan masalah pilpres. Selama ini, kami memang seperti bersepakat walaupun tidak dilisankan, untuk membatasi bicara masalah pilpres. Kami tidak ingin ukhuwah di antara kami rusak, karena kami tidak mendukung calon yang sama. Saling mem-bully bukan budaya kami.
Malam itu kami membicarakan hasil putusan MK atas gugatan pasangan Prabowo-Hatta. "wis wayahe rekonsiliasi, bahu membahu mbangun negara (sudah saatnya rekonsiliasi, bahu membahu membangun negara)", kata pak Mar mencoba bijaksana. "mudah-mudahan wae Jokowi-JK sesuk isih eling karo janji-janjine (mudah-mudahan besok Jokowi-JK masih ingat dengan janji-janjine", kata Pak Ari. 'Walah aku malah wis ora eling janji-janjine je .. (walah, saya malah sudah tidak ingat janji-janjinya)" ujar pak Joko. "Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Tol Laut, Drone untuk ketahanan nasional, mendukung Palestina, Pembangunan infrastruktur seperti jalan, listrik, irigasi, dan pelabuhan, pokoke akeh banget", kata Pak Ari.
"Sopo wae presidene pada wae, aku ya ora mundak dadi sugih (siapa saja presidennya sama saja, aku juga tidak menjadi kaya)" kata Pak Mar sambil senyum. "We, ana no pak Mar, lha nek solar mundak, piye coba ? durung barang-barang liyane mesti melu mundak (ya ada pak Mar, kalau solar naik, gimana coba ? belum barang-barang lain mesti ikut naik)", kata pak Basuki. Pak Mar yang kernet bis kota cengar-cengir sambil garuk-garuk kepala. "Tapi mungkin nek tol laut dadi, dalan-dalan dibangun dan didandani, pungli diilangi, rego barang juga iso medun (tapi mungkin kalau tol laut jadi, jalan-jalan dibangun dan diperbaiki, pungli dihilangkan, harga barang bisa turun" kata pak Ari. Kami semua diam, mencoba mencerna apa yang dibicarakan tadi.
Sangat berbeda apa yang saya saksikan di cakruk, dengan apa yang saya amati di sosial media. Bully dengan bahasa yang kurang santun dengan kata-kata yang kasar, terhadap seseorang yang dianggap lawan seperti menjadi sebuah hal yang wajar akhir-akhir ini. Tidak perduli sahabat, saudara, maupun rekanan, kalau tidak sejalan, dianggap lawan dan patut bahkan wajib untuk di-bully.
Banyak kalangan menyatakan bahwa internet dan sosial media merupakan media baru untuk menyalurkan partisipasi politik sebagai bagian dalam penerapan demokrasi. Apakah partisipasi politik harus menafikkan nilai-nilai kesopanan dan budaya santun sebagai bagian dari budaya Indonesia yang selama ini begitu dibanggakan ? Apakah demi partisipasi politiknya, seseorang akan mengorbankan sahabat, teman, dan saudara ? Banyak jalinan pertemanan hancur semata-mata karena garis politik yang berbeda. Pertanyaannya, apa yang mereka dapatkan ?

Berbagi Informasi
Berbagi Informasi Updated at: Sabtu, Agustus 23, 2014

29 komentar:

  1. dalam kehidupan nyata sebaiknya jangan terprovokasi oleh sosmed ya mas, jaga ukhuwah dan persaudaraan, siapapun presidennya..ngeblog jalan terus hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener kang Muroi, kemarin saya jadi males buka sosmed, kadang cuma nginjen trus tak tutup lagi, isinya saling bully ..

      Hapus
    2. sepakat dengan kang Muroi, apalagi jika saya berkomentarnya suka penuh dengan dedikasi dan sering kali jadi kompor mledug, jangan terpengaruh, ngblog jalan terus dan jangan lupa minumnya tetap harus teh botol sosro loch yah. :D

      Hapus
  2. Sepakat banget Mas Is, siapapun yang terpilih jadi presiden mungkin itulah yang terbaik karna kedua Capres tersebut merupakan putra bangsa yang pasti memiliki kelebihan dan kemampuan untuk memimpin bangsa ini. Jadi sudah saatnya melupakan nomer 1, nomer 2 dan mari kita tetapkan nomer 3 (persatuan Indonesia).

    Media memang punya peranan yang penting dalam hal nie, bisa dilihat diberbagi jejaring sosial hanya karna beda pilihan capres tak jarang diantara mereka saling mencaci-maki dan saling menghujat. Sah-sah saja mengidolakan salah satu kandidat tapi jangan sampe berlebihan, persahabatan dan persatuan jauh lebih penting. Gimana bangsa nie mau maju kalo rakytanya saja gak bersatu.

    Sekarang MK sudah memutuskan bahwa sudah ada capres yang terpilih dan sah secara hukum untuk memimpin bangsa nie. Harapannya semoga presiden yang terpilih ini bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi. Dan semoga apa yang mereka janjikan pada saat kampanye bisa terealisasikan. Yuk mari kita kawal pemerintahan yang baru ini hingga 5 tahun ke depan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin ...
      siiip .. super banget ini ...
      Ternyata pilpres tahun ini banyak makan korban. Ada teman saya yang berantem gara-gara pilpres mas ...

      Hapus
  3. Kalau yang tebawa emosi itu biasanya terlibat terlalu jauh ya Kang ? jadi sangat di perhitungkan untung rugi nilai investasi dalam dunia politik, tapi kalau seperti kita mah, kenapa musti mengorbankan dengan nafsu angkara murka ? he,, he,, he,,

    Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget mas. Kalau untuk orang seperti kita memang tidak ada untungnya, dan bahkan mungkin malah ada ruginya karena bisa merusak ukhuwah ..

      Hapus
  4. Yang terpenting kita masih jadi masyarakat Indonesia yang solid dan menjaga persatuan Indonesia. Sekalipun salah satu dari capres itu memang pilihan kita yang kalah.

    Selalu semangat buat berbagi ilmu pak. ^.^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas, tentunya dalam sebuah kompetisi ada yang menang dan kalah, tapi dalam persaingannya gak perlu dengan cara2 yang kurang santun, malah nanti berpotensi menjadi sebuah konflik

      Hapus
  5. memang benar mas, social media seperti dua mata pisau, di satu sisi dampaknya positif karena bisa bersiaturahmi dengan kawan yang jauh, namun banyak juga sisi negatifnya seperti gibah, mencaci maki orang sudah menjadi hal yg lumrah kita lihat, khususnya menjelang pilpres kemarin

    BalasHapus
  6. yg mereka dapatkan adalah kerugian ,,,, :)

    BalasHapus
  7. pagelaran dagelan sudah berakhir, keuptusan sudah diambil, ente mo ngomong apaan ge'...emangnye kite pikirin....legowo ajah deh...biarin sekarang kita bantu dankita kawal sohib kita kang Jokowi yang mimpin dah

    BalasHapus
  8. Siapa pun presidennya
    Minumnya kan tetep sama air bening juga :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wwkwkwkwkw,
      setuju banget masss

      salam kenall, ditunggu kunjungannya di blog q :D

      Hapus
    2. hahay...gara-gara air bening doangan...kang pur dapet kenalan euy...:D

      Hapus
  9. hehehe iya mas.. di medsos sangat ramai bully bullyan semua .. karena jagoan saya menang, jadi saya sih santai saja heehehehe

    BalasHapus
  10. saya sih serem liat fenomena orang yang membela salah satu presiden sampe ngelukain dirinya sendiri, kaya segitu fanatik nya

    BalasHapus
  11. Ngeri sekali om, kalau liat berita di tv, atau komentar-komentar di sosmed,
    yang saling menjelekk2an masing - masing pasangan pres dan wapres.
    Miris sekali ya om Is..

    follow done#97
    follback ya om Is..

    BalasHapus
  12. Siapa pun presidennya, tetap aja cari makan sendiri

    BalasHapus
  13. asyik juga yah bisa ngobrol cakruk getu, pasti ngerumpi sampai dimana mana ya mas :D

    BalasHapus
  14. selamat sore kang apakabarnya lama gak jua,, baru siuman nih :D

    BalasHapus
  15. sambil patroli malam saya nyimak obrolan cakruk indonesia baru dulu ya...salam sipp :D

    BalasHapus
  16. baca tulisannya sepertinya obrolannya seru, kalau disitu langsung menyenangkan kayanya ngrumpinya.

    BalasHapus
  17. Judul blognya Berbagi Informasi... saya juga mau bagi informasi nih... saya sudah hadir (lagi) h-hee...

    BalasHapus

Terima Kasih Atas Kunjungannya
Harap berkomentar yang santun
dan tidak ada unsur SARA dan pornografi
Maaf, komentar dengan link aktif akan dihapus