Musholaku
bermula ketika sebagian jamaah merasa bahwa masjid terdekat sudah tidak memadai
lagi untuk beribadah, karena semakin banyaknya jamaah. Saat itu, sudah akan
memasuki bulan Ramadhan. Gayung bersambut karena ada salah satu jamaah yang
merelakan rumah peninggalan orang tuanya untuk digunakan sebagai tempat
melakukan ibadah sholat tarawih.
Usai
ramadhan, jamaah merasa bahwa kegiatan ibadah di tempat tersebut sebaiknya
diteruskan. Pemilik rumah tidak berkeberatan, sehingga kemudian rumah tua
tersebut resmi menjadi sebuah mushola yang dinamakan "Husnul
Khotimah". Sedikit demi sedikit, rumah yang sudah mulai rusak karena
terkena gempa Jogja tahun 2006 diperbaiki, agar aman digunakan sebagai tempat
ibadah. Dari waktu ke waktu, kegiatan ibadah semakin marak dan akhirnya setahun
kemudian sudah digunakan untuk ibadah, walaupun secara resmi masih berstatus
mushola.
Semangat
jamaah untuk beribadah, kian hari kian meningkat, demikian juga dana yang
dikumpulkan. Setelah lima tahun, jamaah berhasil mengumpulkan dana + Rp.
80 juta. Melihat semangat jamaah, pemilik rumah kemudian mewakafkan sebagian
tanahnya tersebut seluas 8 x 18 meter. Jamaah menawar, dan meminta keikhlasan
pemilik tanah untuk kembali mengikhlaskan tanah sebelah utaranya seluas 2 x 18
meter untuk dibeli jamaah. Jamaah berhasil membelinya dengan harga Rp. 750.000
per meter. Sebuah harga yang masih di bawah pasaran.
Dengan
niat yang tulus dan ikhlas, dengan bermodal + Rp. 50 juta, tanggal 24
Januari 2016, jamaah mulai membangun sebuah tempat ibadah, setelah sebelumnya
merobohkan bangunan lama dan membangun tempat ibadah sementara di sebelah barat
mushola. Desain arsitektur dan perhitungan struktur sipil merupakan bantuan
dari teman sebagai sesama muslim. Sebuah bangunan masjid berlantai II dengan
gaya minimalis modern.
|
Bangunan Mushola Lama Sedang Dibongkar |
|
Tempat Ibadah Sementara |
|
Bagian Dalam Mushola Lama Saat Pembongkaran |
Semua
jamaah, tua - muda, laki-laki dan perempuan, bahu membahu bergotong royong,
mencurahkan pikiran, tenaga, dan dana untuk terlaksananya pembangunan tempat
ibadah yang dinamakan Masjid Husnul Khotimah. Jamaah menargetkan, masjid sudah
bisa digunakan untuk kegiatan Ramadhan, sehingga jamaah mempunyai waktu kurang
dari 5 bulan, paling tidak untuk menyelesaikan pembangunan lantai pertama.
|
Kerja Bakti Pembuatan Lubang untuk Footplate
|
|
Jamaah Ibu-ibu semangat menyiapkan hidangan untuk peserta kerja bakti |
Tanpa
mengenal lelah, jamaah meluangkan waktu di sela-sela aktivitas kerja membantu
para tukang untuk menyelesaikan pembangunan masjid. Sumbanganpun mengalir
deras, tidak hanya dari jamaah secara langsung, masyarakat sekitar, bahkan dari
orang berdomisili jauh dari masjid, yang bahkan jamaah tidak ada yang
mengenalnya. Sumbangan mengalir baik langsung maupun lewat rekening yang
sengaja dibikin untuk menampung sumbangan dari berbagai pihak. Sumbangan tidak
hanya berupa uang, tetapi juga berupa bahan material bangunan seperti semen,
granit, keramik, dan kayu. Alhamdulillah, usaha jamaah diridloi Allah Swt,
sehingga tepat tanggal 5 Juni 2016 lantai I selesai 80% dan bisa digunakan
untuk ibadah dan sholat tarawih.
|
Pembuatan Pondasi dan Kolom |
|
Pemasangan Bambu Penyangga Begisting |
|
Pembesian Plat Lantai Atas |
|
Proses pengecoran dengan ready mix |
|
Pemasangan gawang pintu |
|
Pemasangan keramik |
|
Bagian atap masjid |
|
Alhamdulillah, walaupun belum berjendala sudah bisa digunakan untuk kegiatan pengajian |
Pada
waktu lebaran, jamaah kembali mendapatkan wakaf tanah di sebelah selatan masjid
seluas 2 x 18 meter. Jamaah masih menawar dengan membeli tanah di sebelah
selatannya lagi selebar 70 cm. Alhamdulillah, semangat jamaah masih tinggi, dan
saat ini pembangunan terus dilanjutkan sambil tetap menggalang dana agar proses
pembangunan tidak terhenti.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus