Jumat, 19 Agustus 2016

MUSHOLAKU KINI BERNAMA MASJID HUSNUL KHOTIMAH

Musholaku bermula ketika sebagian jamaah merasa bahwa masjid terdekat sudah tidak memadai lagi untuk beribadah, karena semakin banyaknya jamaah. Saat itu, sudah akan memasuki bulan Ramadhan. Gayung bersambut karena ada salah satu jamaah yang merelakan rumah peninggalan orang tuanya untuk digunakan sebagai tempat melakukan ibadah sholat tarawih.
Usai ramadhan, jamaah merasa bahwa kegiatan ibadah di tempat tersebut sebaiknya diteruskan. Pemilik rumah tidak berkeberatan, sehingga kemudian rumah tua tersebut resmi menjadi sebuah mushola yang dinamakan "Husnul Khotimah". Sedikit demi sedikit, rumah yang sudah mulai rusak karena terkena gempa Jogja tahun 2006 diperbaiki, agar aman digunakan sebagai tempat ibadah. Dari waktu ke waktu, kegiatan ibadah semakin marak dan akhirnya setahun kemudian sudah digunakan untuk ibadah, walaupun secara resmi masih berstatus mushola.
Semangat jamaah untuk beribadah, kian hari kian meningkat, demikian juga dana yang dikumpulkan. Setelah lima tahun, jamaah berhasil mengumpulkan dana + Rp. 80 juta. Melihat semangat jamaah, pemilik rumah kemudian mewakafkan sebagian tanahnya tersebut seluas 8 x 18 meter. Jamaah menawar, dan meminta keikhlasan pemilik tanah untuk kembali mengikhlaskan tanah sebelah utaranya seluas 2 x 18 meter untuk dibeli jamaah. Jamaah berhasil membelinya dengan harga Rp. 750.000 per meter. Sebuah harga yang masih di bawah pasaran.
Dengan niat yang tulus dan ikhlas, dengan bermodal + Rp. 50 juta, tanggal 24 Januari 2016, jamaah mulai membangun sebuah tempat ibadah, setelah sebelumnya merobohkan bangunan lama dan membangun tempat ibadah sementara di sebelah barat mushola. Desain arsitektur dan perhitungan struktur sipil merupakan bantuan dari teman sebagai sesama muslim. Sebuah bangunan masjid berlantai II dengan gaya minimalis modern. 
Bangunan Mushola Lama Sedang Dibongkar

Tempat Ibadah Sementara
Bagian Dalam Mushola Lama Saat Pembongkaran
Semua jamaah, tua - muda, laki-laki dan perempuan, bahu membahu bergotong royong, mencurahkan pikiran, tenaga, dan dana untuk terlaksananya pembangunan tempat ibadah yang dinamakan Masjid Husnul Khotimah. Jamaah menargetkan, masjid sudah bisa digunakan untuk kegiatan Ramadhan, sehingga jamaah mempunyai waktu kurang dari 5 bulan, paling tidak untuk menyelesaikan pembangunan lantai pertama.

Kerja Bakti Pembuatan Lubang untuk Footplate
Jamaah Ibu-ibu semangat menyiapkan hidangan
untuk peserta kerja bakti
Tanpa mengenal lelah, jamaah meluangkan waktu di sela-sela aktivitas kerja membantu para tukang untuk menyelesaikan pembangunan masjid. Sumbanganpun mengalir deras, tidak hanya dari jamaah secara langsung, masyarakat sekitar, bahkan dari orang berdomisili jauh dari masjid, yang bahkan jamaah tidak ada yang mengenalnya. Sumbangan mengalir baik langsung maupun lewat rekening yang sengaja dibikin untuk menampung sumbangan dari berbagai pihak. Sumbangan tidak hanya berupa uang, tetapi juga berupa bahan material bangunan seperti semen, granit, keramik, dan kayu. Alhamdulillah, usaha jamaah diridloi Allah Swt, sehingga tepat tanggal 5 Juni 2016 lantai I selesai 80% dan bisa digunakan untuk ibadah dan sholat tarawih. 

Pembuatan Pondasi dan  Kolom

Pemasangan Bambu Penyangga Begisting

Pembesian Plat Lantai Atas

Proses pengecoran dengan ready mix

Pemasangan gawang pintu

Pemasangan keramik

Bagian atap masjid

Alhamdulillah, walaupun belum berjendala sudah bisa
digunakan untuk kegiatan pengajian
Pada waktu lebaran, jamaah kembali mendapatkan wakaf tanah di sebelah selatan masjid seluas 2 x 18 meter. Jamaah masih menawar dengan membeli tanah di sebelah selatannya lagi selebar 70 cm. Alhamdulillah, semangat jamaah masih tinggi, dan saat ini pembangunan terus dilanjutkan sambil tetap menggalang dana agar proses pembangunan tidak terhenti.

Berbagi Informasi
Berbagi Informasi Updated at: Jumat, Agustus 19, 2016

1 komentar:

Terima Kasih Atas Kunjungannya
Harap berkomentar yang santun
dan tidak ada unsur SARA dan pornografi
Maaf, komentar dengan link aktif akan dihapus