Hari minggu adalah hari keluarga, sehingga wajib hukumnya untuk pergi
bersama sekedar melepas ketegangan setelah selama 6 hari beraktivitas. Biasanya
kami sekeluarga hanya makan di luar lalu dilanjutkan ke tempat saudara atau ke
tempat wisata. Hari minggu kemarin kami mempunyai agenda untuk membeli sajadah
di Pasar Beringharjo dan menonton Kirab Budaya Grebeg Selarong 2013.
Kami berangkat dari rumah pukul 09.00 WIB, dan mula-mula ke Pasar
Beringharjo. Penuhnya tempat parkir dan banyaknya pengunjung yang membeli
berbagai barang, menyebabkan kami sedikit lama di Pasar Beringharjo, sehingga
baru tiba di Jalan masuk Goa Selarong pada jam 12.00 WIB. Kirab Budaya Grebeg
Selarong sudah setengah yang lewat dan masuk kawasan wisata Goa Selarong.
Kirab Budaya Grebeg Selarong merupakan puncak dari acara Gelar Budaya
Selarong dalam rangka ulang tahun Desa Guwosari, sekaligus
memperingati pindahnya Pangeran Diponegoro di Goa Selarong untuk menghadapi
penjajah pada bulan Juli 1825. Acara ini diadakan rutin setiap tahun dimulai
pada tahun 2005. Biasanya acara tersebut diadakan pada bulan Juli, tapi karena
bertepatan dengan bulan puasa, maka acara tersebut diajukan. Acara tersebut terselenggara
atas kerjasama Dinas Pariwisata DIY, Kab. Bantul, Desa Guwosari dan Karang
Taruna Guwosari "Dipo Ratna Muda" serta pihak-pihak pendukung
lainnya. Rangkaian acara Gelar Budaya Grebeg Selarong 2013 dimulai dari tanggal
19 – 23 Juni 2013 dengan acara pameran kerajinan, sholawat Nabi dan Pengajian,
lomba Jathilan,Senam massal, pentas budaya lokal, lomba mewarnai, lomba mars
Karang Taruna dan PKK, lomba fotografi dan Kirab Budaya Grebeg Selarong sebagai
puncak acara.
Kirab Budaya Grebeg Selarong merupakan
kegiatan yang dilombakan berupa kirab budaya bregodo dan prajurit kraton, dari
1 Bregodo Pamong Desa Guwosari dan 14 Pedukuhan se Desa Guwosari. Setiap dusun
diwajibkan membawa gunungan dari susunan hasil bumi sebagai maskot. Kirab
dimulai dari Balai Desa Guwosari dan berakhir di Goa Selarong.
Tua muda, laki-laki dan perempuan
berpartisipasi dalam acara tersebut, dengan kreativitas mereka. Para bregodo
berjalan dengan tegap dan gagah berani dengan iringan suara genderang dan gong.
Kenaikan BBM seperti tidak terpikirkan oleh mereka.
Salah satu Bregodo Peserta Kirab |
Para Ibu dan Anak-anak Peserta Kirab |
Gunungan |
Di bagian belakang barisan ada sesuatu yang
lain, yaitu adanya sebuah jib penuh dedaunan dan membawa semacam peluncur rudal
dari kertas. Di sekeliling mobil tersebut juga ada beberapa pemuda. Ada yang
telanjang dada dengan muka dicorang-coreng, ada yang berpakaian tentara, dan
ada pula yang memegang bazooka dari bambu. Menurutku konsepnya tidak jelas,
apakah menggambarkan tentara Belanda atau laskar Pangeran Diponegoro.
Pasukan Tempur Desa Guwosari |
Acara Gelar Budaya Grebeg Keraton merupakan bentuk
kearifan lokal untuk mengenang sejarah,
mempertahankan dan mengenalkan budaya di wilayah tersebut. Sayang sekali, kami
tidak bisa menyaksikan acara grebeg di halaman Goa Selarong yaitu rebutan gunungan,
karena istriku tidak mau diajak masuk ke sana, maklum jaraknya cukup jauh.
keren sekali mas acaranya, masih ada yang mau melestarikan dan menapak tilas perjuangan pahlawan kita semua,
BalasHapuspasti mas isnaeni jajan pentol celup kan, hayoo ngaku...
mintak dong mas
Walah kok ya tahu-tahunya, nginjen mesti .. wkwkwk
HapusAnak saya yang kecil itu yang seneng, jan-jane saya agak kurang sreg dengan saosnya
lha soase mengandung bahan pewarna kain je mas, jajal tho sampean pepe/jemur lak dadi koyok kain,...
HapusMangkanya itu, kalau di rumah sudah saya sediakan saos sendiri, tapi kalau jauh dari rumah saya suruh cuma pake kecap. Tapi terkadang ngeyeli itu lho .., kalau saya gak ngawasi ya tetep pake saos. Mungkin ngeyele nirun saya .. he he
Hapussaya juga mau, gimana sih koq saya dilupakan
Hapus-------selain itu micinnya buanyak banget...mending bikin aja dewe daripada jajan, lebih higienis dan sehat
Hapuslebih praktis , ekonomis, higienis dan gelis
HapusPentol celup kalau tidak salah di Pasuruan namanya cilok,tul gak cak Agus ??
Hapusbetul sekali kang dede, cilok sambel kacang
HapusCilok sambel pete ada gak ..?
Hapussambel pete itu adanya di mbantul sana mas, kalau di sini adanya sambel korek
HapusCilok ... Aci di Colok
HapusMasih lestari yah mas budaya disitu ...
BalasHapusKalau Bantul memang didorong dari Pemda juga. Untuk pariwisata konsep yang ditawarkan konsep Desa Wisata baik desa kerajinan maupun desa budaya
Hapuslestari kan temen SMP saya
Hapusiya, ada kerajinan kipas bambu dan batik kayu kan Mas
Hapusyang bisa memanfaatkan peluang pasti sudah kulakan deh
HapusKang Zachflas : sing anake bakul rokok khan .. he he
HapusMabak Khusna : betul, dulu batik kayu hanya ada di Krebet, tapi sekarang sudah masuk Guwosari juga ..
Mas Agus : he he tahu saja ..
iyaa
Hapuskan yang ngajari wirausaha mas isnaeni
Hapusberarti informasinya berguna ya ....*gede sirahe
Hapussaangat berguna lah mas, apa sih yang nggak buat mas isnaeni..
Hapusahihihihi
he he he, sirahku dadi gede
Hapuswahh, saya bangga pangeran diponegoro masih mendapat tempat di hati masyarakat. salut untuk semuanya.
BalasHapussaya juga titip salut saya deh
HapusOk nanti saya sampaikan salutnya .. he he
Hapuske siapa?
Hapuske ketua panitia dong
Hapuswis dijawab mas Agus
Hapussaya kan bendaharanya
Hapussaya kan yang jual cilok tadi
Hapusbeli ciloknya mas.... seribu tiga kan?
Hapusbuat mamang nanti dibonusi mercon sama mas Agus
Hapusmercon dan wowo
Hapusitu nama pak dipo dan isterinya diabadikan. pengin seperti mereka
BalasHapusbermanfaat bagi orang banyak
Hapuspengin banget apa pengin aja ?
Hapusaja ngomong-ngomong
Hapusnganggo basa isyarat bae
Hapusaja klalen mampir nang rita
Hapustahu aja mas Agus .. he he
Hapusterus, kapan gua benteng pendem digerebek Kang?
BalasHapusbenteng pendem di teluk penyu ya mas, itu di purwokerto atau di cilacap sih
HapusNunggu rika bali gawa pasukan kang Zachflazz .. he he, benteng pendem itu Cilacap mas
Hapuspasukan KPK gelem?
HapusAyuh .. mangkat
Hapusmangkat nang ndi se ?
Hapusmamang melu
HapusSudah penuh mang, nggandul di belakang mau ?
Hapusnaik atap gerbong aja mang
Hapuskoh fotone Rika langka?
BalasHapusfotone ilang di gondol kucing
HapusIsin lah inyong, ra bakat narsis .. he he
HapusDigondol wewe mas Agus .. he he
asline yo bakat lah
HapusMasih malu, padahal sudah biasa malu-maluin .. he he
Hapuspasti sambil panas-panas ya lihatnya, melestarikan budaya sangatlah penting untuk menguri-nguri kabudayan yang ada.
BalasHapusNyeyub di bawah pohon kok mbak, jadi rada adem .. he he
Hapussetuju lagi nih sama mbak Iis,,,
Hapusmamang juga setuju
HapusSaya setuju sapa ya ..?
Hapuslah---slarong, deket rumah sayah...
BalasHapusntar balik lagi untuk komen, ini mau ngentasi sandangan dulu...
arep udan ya>?
HapusAna sandangane sing kabur
Hapusnggak hujan, cuma sudah kering saja, sayang daripada kelamaan penuh debu
Hapuslagi nggethek i pelem e tonggo
HapusPedahal peleme ra awoh, nggeteki apa ya ...?
Hapusoh, bulan ini tho...kemarin di Desa Sendangsari kan juga ada kirab semacam ini Mas, tapi dalam rangka bersih desa (Desa Krebet). Saya pernah menyaksikan beberapa tahun lalu. Lumayan rame dan mengundang wisatawan juga, bahkan waktu itu ada turis mancanegara pula. Saya aplaus untuk beliau-beliau yang peduli dan nguri-uri budaya, walau tujuan akhirnya ke bisnis pariwisata...dan cuma segelintir yang menikmatinya
BalasHapusyang jelas binis pentol celup juga rame, apalagi yang jual cireng goreng, kacang godog, endok asin, kripik singkong, gedang goreng ote ote limpang limpung dan ceker ayam
HapusKalau di Krebet sudah lebih maju, masyarakat mengelola sendiri tempat wisatanya seperti di Jurang Pulosari. Di sana juga sudah ada homestay untuk menginap dan belajar batik tulis. Home industry juga sudah dikelola lebih baik dan ada perkumpulan "Mpok Darwis" (kelompok sadar wisata), saya sering ke sana mbak Khusna.
Hapussaya juga sering ke sana dulu Pak, sering ke Sanggar Peni, cantik-cantik batiknya.
HapusPak Agus: yang jualan endog asin itu ibu saya lho...hayo siapa mau order, silakan silakan dipilih
HapusTempate pak Kemiskidi ya mbak Kusna ..
Hapusiya kohh
Hapushe eh Mas, tempat Pak Dukuh Kemiskidi...yang rumahnya dekat sekolah
HapusBetul, beliau perintis batik kayu dan juga "Mpok Darwis". Perjuangannya mengajarkan seni batik kayu kepada masyarakat sehingga bisa lebih sejahtera perlu diteladani
Hapussaya dong pesen ndok asin tapi yang masir
HapusSaya juga mau
Hapuswahh meriah juga yah nampaknya,semoga tahun depan lebih meriah lagi yah Mas,,,
BalasHapusinsha ALLOH, memang targetnya seperti itu Pak Dede-------*lho, kok malah saya yang njawab
HapusItu sudah masuk jadi agenda rutin di Bantul mas Dede, mulainya sudah sejak 2005
HapusBantul memang 2005 banget
Hapus2005 memang bantul banget deh
Hapus2005 nomor siip empat angka
Hapuskalau empat angka tembus dapat berapa mas ?
HapusBelum pernah tembus je mas Agus
Hapusyaaaah coba lagi deh
Hapuswooow keren sekali acaranya, mudah mudahan dapat dilestarikan
BalasHapusmamang yono juga lestari
Hapusdilestarikan oleh ketua panitia dong
Hapuslestari kuwe garwane Mang Yono
Hapuskuwe? kuwe lapis, kuwe bolu, kuwe taart
Hapuslestari temen kerja mamang
Hapusmksih tlah upload maskot, mobil tmpur pnya bngsing hehehe
BalasHapus