Selasa, 03 Desember 2013

KONDOM YANG BIKIN GERAH


KONDOM YANG BIKIN GERAH

Beberapa hari terakhir, jagat Indonesia dihebohkan oleh pemberitaan seputar kondom. Kondom, benda kecil alat kontrasepsi pria yang terbuat dari bahan lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani), ternyata terbukti telah membuat beberapa pihak gerah. Ini berkaitan dengan diluncurkannya program Pekan Kondom Nasional 2013 dengan tema "Protect Youself, Protect Your Partner". Program ini diluncurkan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) bekerja sama DKT Indonesia, sebuah perusahaan yang memproduksi kondom Sutra dan Fiesta. Program ini dilakukan dengan membagikan kondom secara gratis kepada masyarakat dan melakukan edukasi kesehatan rerproduksi dan HIV/AIDS melalui 'bus kondom' yang akan berkeliling ke sejumlah tempat nongkrong anak muda.

Berbagai pendapat dan reaksi kemudian bermunculan dari kalangan religius, moralis dan pragmatis. Masing-masing membawa argumentasi yang menurut mereka rasional dan benar. Kaum religius dan moralis berpendapat bahwa kegiatan itu merupakan wujud melegalkan seks bebas dan lebih berorientasi pada kepentingan bisnis DKT Indonesia untuk memasarkan produknya. Sementara kaum pragmatis melihat program ini sebagai upaya untuk menanggulangi penyebaran HIV/AIDS di Indonesia yang telah memasuki tahap mengkhawatirkan. Bahkan Menteri Kesehatan menyatakan bahwa jika tidak ada program terobosan dalam penanggulangan AIDS maka pada tahun 2025 akan ada 1.817.700 orang terinfeksi AIDS. Ada juga yang berpendapat bahwa kegiatan tersebut salah sasaran dan lebih tepat pembagian kondom dilakukan di tempat-tempat dilakukannya seks bebas (tempat prostitusi) dan pada komunitas kaum gay.
Agar tidak dibilang "kupdet" berita saya mencoba membuat postingan ini dan membuat pandangan yang sedikit berbeda. Saya merasa kasihan dengan nasib si-kondom. Sementara banyak elit politik sibuk menaikkan citranya sebagai persiapan logistik pemilu 2014, citra kondom justru diturunkan sampai pada titik terendah. Bagaimana tidak ? kondom dahulu merupakan alat kontrasepsi untuk pasangan suami istri sebagai salah satu upaya dalam mengatur jarak kelahiran. Betapa mulianya peran kondom saat itu. Namun sekarang kondom diposisikan sebagai alat untuk mencegah HIV/AIDS, ini berarti seperti mengatakan kepada dunia "wahai kaum yang menyenangi seks bebas, gunakan kondom ketika kamu bermain kuda-kudaan dengan PSK atau pasangan selingkuhmu agar terhindar dari HIV/AIDS". Apa salah si-kondom, sehingga citranya diturunkan ? sementara dia sudah banyak berjasa kepada sebagian wakil rakyat kita di senayan sebagai sarana hiburan di toilet-toilet DPR. Saya merasa hal tersebut tidak adil.
Rasanya kita perlu untuk mendudukkan kembali peran si-kondom dan kembali menaikkan citranya sebagai alat kontrasepsi pria untuk menjarangkan kelahiran. Tapi rasanya kita juga perlu mengakomodir kepentingan Kemenkes untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS. Untuk itu, secara lintas sektoral, para stakeholder perlu duduk bersama membahas permasalahan ini. Kementrian Kesehatan, Pendidikan, dan Agama, serta pihak-pihak lain dapat membuat suatu program bersama untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS. Program itu hendaknya bisa mengedukasi masyarakat khususnya generasi muda dan kaum pecinta seks bebas mengenai kesehatan reproduksi dengan berlandaskan norma-norma agama dan budaya timur. Upaya tersebut diharapkan dapat memberikan wawasan kepada mereka mengenai seks bebas ditinjau dari norma agama dan budaya timur dan dampak yang dapat ditimbulkannya.

Berbagi Informasi
Berbagi Informasi Updated at: Selasa, Desember 03, 2013

74 komentar:

  1. harusnya bikin sejuk malah bikin gerah. dasar kondom.. ehh masyarakat penggemar kelakuan. nahh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu dasar kondom. coba namanya bukan kondom, dondom gitu..

      Hapus
    2. kondomnya harus masukin kulkas dulu kali, om..?

      Hapus
    3. pemeannya diikat pakai kondom yang di dondomi..:)

      Hapus
    4. sorry mas bro semua, gara-gara rame masalah kondom, karena latah kabel dari telpon ke modem saya pakekan kondom malah internet jadi error, baru bisa lagi jadi telat banget mbales komentare ... sorry ya ... emang si Kondom bikin gerah ,,, grrrrrrhhh

      Hapus
    5. gerah banget kalau pakai kondom enak polosan

      Hapus
    6. huss mboten pareng mas, dawuhe mbah kung, niku duso

      Hapus
    7. teh dioplos susu khan boleh to cak Agus ..?

      Hapus
    8. Lek teh di oplos karo susu, jenengnge teh weddok jare koncoku :D

      Hapus
    9. asal jangan oplosane paijo
      *dorongane roti...

      Hapus
  2. parahnya selepas memakainya, gerah masih tersisa. mending jangan pakai buat pasangan halal. buat yg pasangan belum ijab kabul, jaga jarak, jangan dekati kondom

    BalasHapus
  3. ckckck..si kondom kasian amat nasibnya ya mas...jadi kambing hitam..padahal ulah petinggi negara ini yang sudah keblinger....

    BalasHapus
  4. dimana-mana pada membicarakan nih kondom. emang kondom bersalah ya?
    kasian tuh kondom, jadi gunjingan semua orang..xixixixi

    BalasHapus
    Balasan
    1. kondom yang biasa jadi back sekarang jadi kiper.

      Hapus
    2. kemaren di malioboro mall, banyak tuh abg pada nyariin kondom
      katanya biar hapenya ga lecet...

      Hapus
    3. banyak juga modifikator yang cari kondom.
      kondom tengki

      Hapus
  5. trus kita apakan si pembuat kebijakannya Mas?

    BalasHapus
  6. Waah mau komentar apa ya ? Kondom, Korupsi, keduanya kok berawal huruf "K" ya ??

    BalasHapus
  7. emang ngaruh gitu ada kondom gratis apa engga..?
    masa moral bangsa ditimpakan ke kondom wong itu tergantung pribadi masing masing kok

    BalasHapus
    Balasan
    1. kondom emang asem banget deh, bikin gerah, enak gak pakai kondom

      Hapus
    2. saya setuju semuanya, emang lebih enak gak pake kondom, isis ...

      Hapus
    3. kata istri sih enakan pake kondom
      *yang bergerigi...

      Hapus
    4. hahahah, aku ra mudeng kang Rawins, ra tau nganggo

      Hapus
  8. Bikin sumuk juga ya Mas Is..?
    Gimana Mas kabarnya?
    Suwe ora jamu yo Mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah berarti sama nih mas Boku saya juga sudah lama nggak kesini

      Hapus
    2. Iya mas Boku dan mas Dede, dulu lagi malas, tapi setelah keluar postingan ini malah internete error jadi gak sempat buka internet

      Hapus
  9. promosi kondom aids tetap merajalela.. *smile

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. bener bangaet mas Rohis ,,trus kita harus bagaimana yahhhh

      Hapus
    3. Perilaku dan moralnya yang harus diperbaiki, bukan malah perilaku menyimpang difasilitasi

      Hapus
    4. berarti tidak ada hubungannya dong kondom dengan aids...?

      Hapus
    5. Asline ra berhubungan, nyatane sosialisasi kondom wis suwe tapi AIDS juga terus nambah. Cilakane akeh sing berpendapat tingginya AIDS karena ketika berhubungan tidak pake kondom, asumsi kuwi mungkin sing dadi dasar anane Pekan Kondom Nasional, padahal menurutku akar permasalahane masalah perilaku

      Hapus
  10. Kalau di promosiin sama aja suruh orang sex bebas, hadeh

    BalasHapus
  11. Assalamu'alaikum..............lama tidak berkunjung kesini,apa kabar mas Is,,,,untuk sementara nyimak dulu deh untuk postingan yang stu ini,,soalnya kondom sih hahaha,,,coba yang dibagikan itu sembako pasti masyarakan akan senang yah hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salam mas Dede, Alhamdulillah baik, cuma internetnya kadang bisa kadang tidak tapi lebih banyak tidaknya, ternyata kabelnya ada yang mau putus, sehingga kalau bisa juga lambat banget

      Hapus
    2. makanya di kondomi aja biar tidak putus

      Hapus
  12. maksud dan tujuannya pasti baik dan bagus untuk kepentingan masyarakat, cuman imbas dan resikonya kayanya kurang dipikirin, lagian sosialisasinya ngga maksimal dari kementrian yang membidanginya....jadinya ya...begini deh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih tepat sebenarnya pembagian kondom di tempat dan komunitas yang berisiko seperti di lokalisasi atau komunitas gay, tapi menurut saya tanpa ada pembinaan mental dari kelompok berisiko juga menjadi kurang optimal kalau tujuannya untuk mencegah HIV/AIDS.

      Hapus
    2. kayaknya engga nyambung juga, om
      wong kata orang pinter virus hiv itu ukurane lebih kecil daripada pori-pori lateks...

      Hapus
    3. sampe siki kondom isih dipercaya mencegah penyebaran HIV/AIDS, kuwe sing tak waca nang buku-buku, tapi tentune ora 100% efektif, jenenge bae gawean menungsa, sing nganggo juga menungsa

      Hapus
  13. Kampanye pembagian kondom secara gratis kepada masyarakat dan melakukan edukasi kesehatan rerproduksi dan HIV/AIDS melalui 'bus kondom' yang berkeliling ke sejumlah tempat nongkrong anak muda memang pragmatis dan praktis. Sementara itu budaya timur yang memegang nilai-nilai tertentu dan keyakinan menyebabkan kegiatan tersebut mengundang pro dan kontra dalam pelaksanaannya. Hal ini menjadi bahan evaluasi dalam pelaksanaan tahun 2014 mendatang untuk dicermati kembali agar tidak menimbulkan gejolak. Seluruh stakeholders duduk bersama mencari solusi yang baik dan bijak demi suksesnya dalam penanggulangan penyebaran HIV/AIDS di Indonesia.

    Salam cemerlang!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, jadikan peristiwa kemarin jadi momentum, agar semua stakeholder dapat membuat kebijakan yang efektif, tepat sasaran, dan tidak berbenturan dengan kultur budaya timur yang religius

      Hapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  16. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Terima Kasih Atas Kunjungannya
Harap berkomentar yang santun
dan tidak ada unsur SARA dan pornografi
Maaf, komentar dengan link aktif akan dihapus