Beberapa hari
terakhir, jagat Indonesia dihebohkan oleh pemberitaan seputar kondom. Kondom,
benda kecil alat kontrasepsi pria yang terbuat dari
bahan lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani),
ternyata terbukti telah membuat beberapa pihak gerah. Ini berkaitan dengan
diluncurkannya program Pekan Kondom Nasional 2013 dengan tema "Protect
Youself, Protect Your Partner". Program ini diluncurkan oleh Komisi Penanggulangan
AIDS Nasional (KPAN) bekerja sama DKT Indonesia, sebuah perusahaan yang memproduksi kondom
Sutra dan Fiesta. Program ini dilakukan dengan membagikan kondom secara gratis
kepada masyarakat dan melakukan edukasi kesehatan rerproduksi dan HIV/AIDS
melalui 'bus
kondom' yang akan berkeliling ke sejumlah tempat nongkrong anak muda.
Berbagai pendapat dan reaksi
kemudian bermunculan dari kalangan religius, moralis dan pragmatis.
Masing-masing membawa argumentasi yang menurut mereka rasional dan benar. Kaum
religius dan moralis berpendapat bahwa kegiatan itu merupakan wujud melegalkan
seks bebas dan lebih berorientasi pada kepentingan bisnis DKT Indonesia untuk
memasarkan produknya. Sementara kaum pragmatis melihat program ini sebagai upaya
untuk menanggulangi penyebaran HIV/AIDS di Indonesia yang telah memasuki tahap
mengkhawatirkan. Bahkan Menteri Kesehatan menyatakan bahwa jika tidak ada
program terobosan dalam penanggulangan AIDS maka pada tahun 2025 akan ada
1.817.700 orang terinfeksi AIDS. Ada juga yang berpendapat bahwa kegiatan
tersebut salah sasaran dan lebih tepat pembagian kondom dilakukan di
tempat-tempat dilakukannya seks bebas (tempat prostitusi) dan pada komunitas kaum
gay.
Agar tidak dibilang
"kupdet" berita saya mencoba membuat postingan ini dan membuat
pandangan yang sedikit berbeda. Saya merasa kasihan dengan nasib si-kondom.
Sementara banyak elit politik sibuk menaikkan citranya sebagai persiapan
logistik pemilu 2014, citra kondom justru diturunkan sampai pada titik
terendah. Bagaimana tidak ? kondom dahulu merupakan alat kontrasepsi untuk pasangan
suami istri sebagai salah satu upaya dalam mengatur jarak kelahiran. Betapa
mulianya peran kondom saat itu. Namun sekarang kondom diposisikan sebagai alat
untuk mencegah HIV/AIDS, ini berarti seperti mengatakan kepada dunia "wahai
kaum yang menyenangi seks bebas, gunakan kondom ketika kamu bermain kuda-kudaan
dengan PSK atau pasangan selingkuhmu agar terhindar dari HIV/AIDS". Apa
salah si-kondom, sehingga citranya diturunkan ? sementara dia sudah banyak
berjasa kepada sebagian wakil rakyat kita di senayan sebagai sarana hiburan di
toilet-toilet DPR. Saya merasa hal tersebut tidak adil.
Rasanya kita perlu untuk mendudukkan
kembali peran si-kondom dan kembali menaikkan citranya sebagai alat kontrasepsi
pria untuk menjarangkan kelahiran. Tapi rasanya kita juga perlu mengakomodir
kepentingan Kemenkes untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS. Untuk itu, secara
lintas sektoral, para stakeholder perlu duduk bersama membahas permasalahan
ini. Kementrian Kesehatan, Pendidikan, dan Agama, serta pihak-pihak lain dapat
membuat suatu program bersama untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS. Program itu
hendaknya bisa mengedukasi masyarakat khususnya generasi muda dan kaum pecinta
seks bebas mengenai kesehatan reproduksi dengan berlandaskan norma-norma agama
dan budaya timur. Upaya tersebut diharapkan dapat memberikan wawasan kepada mereka
mengenai seks bebas ditinjau dari norma agama dan budaya timur dan dampak yang
dapat ditimbulkannya.
harusnya bikin sejuk malah bikin gerah. dasar kondom.. ehh masyarakat penggemar kelakuan. nahh..
BalasHapusitu dasar kondom. coba namanya bukan kondom, dondom gitu..
Hapusdondom malah kecoblos ya Mas.
Hapuskondomnya harus masukin kulkas dulu kali, om..?
Hapusdi jewer dulu di pemean
Hapuspemeannya diikat pakai kondom yang di dondomi..:)
Hapussorry mas bro semua, gara-gara rame masalah kondom, karena latah kabel dari telpon ke modem saya pakekan kondom malah internet jadi error, baru bisa lagi jadi telat banget mbales komentare ... sorry ya ... emang si Kondom bikin gerah ,,, grrrrrrhhh
Hapusgerah banget kalau pakai kondom enak polosan
Hapusjare enak oplosan cak Agus ?
Hapushuss mboten pareng mas, dawuhe mbah kung, niku duso
Hapusteh dioplos susu khan boleh to cak Agus ..?
HapusLek teh di oplos karo susu, jenengnge teh weddok jare koncoku :D
Hapusasal jangan oplosane paijo
Hapus*dorongane roti...
parahnya selepas memakainya, gerah masih tersisa. mending jangan pakai buat pasangan halal. buat yg pasangan belum ijab kabul, jaga jarak, jangan dekati kondom
BalasHapusnah, ini point banget.
Hapustwo point diarea key hole
Hapuspoint blanc..
Hapuspoin catur wae
Hapusckckck..si kondom kasian amat nasibnya ya mas...jadi kambing hitam..padahal ulah petinggi negara ini yang sudah keblinger....
BalasHapuspetinggi memang kondom banget
Hapuskondom memang idola petinggi
Hapuspetinggi suka kondom idola..
Hapuskepalanya dikondomi
Hapusdimana-mana pada membicarakan nih kondom. emang kondom bersalah ya?
BalasHapuskasian tuh kondom, jadi gunjingan semua orang..xixixixi
kondom yang biasa jadi back sekarang jadi kiper.
Hapuskemaren di malioboro mall, banyak tuh abg pada nyariin kondom
Hapuskatanya biar hapenya ga lecet...
banyak juga modifikator yang cari kondom.
Hapuskondom tengki
kondom opo salak..?
Hapustrus kita apakan si pembuat kebijakannya Mas?
BalasHapuskita itik-itik berjamaah saja
Hapuskita menthok-menthok berjamaah juga..:)
Hapusdikondomi saja mbak Khusna .. he he
HapusHehehe :D
Hapussatu-satunya wanita yang komen disini, cuma mbak Khusna...jadi nebeng disini deh :)
Hapusmonggo mbak, wanita tidak dilarang komen kok ..
Hapusyah begitulah kira-kira tapi para wanita kemana yah?
Hapus#celingakcelinguk :)
pada malu mbak ..., yang wanita cuma ngintip saja .. he he he
HapusWaah mau komentar apa ya ? Kondom, Korupsi, keduanya kok berawal huruf "K" ya ??
BalasHapusmungkin mau korupsi kondom mas ..
Hapusemang ngaruh gitu ada kondom gratis apa engga..?
BalasHapusmasa moral bangsa ditimpakan ke kondom wong itu tergantung pribadi masing masing kok
kondom emang asem banget deh, bikin gerah, enak gak pakai kondom
Hapusbiar isis enak dipasin biar gak gerah..
Hapussaya setuju semuanya, emang lebih enak gak pake kondom, isis ...
Hapuskata istri sih enakan pake kondom
Hapus*yang bergerigi...
hahahah, aku ra mudeng kang Rawins, ra tau nganggo
HapusBikin sumuk juga ya Mas Is..?
BalasHapusGimana Mas kabarnya?
Suwe ora jamu yo Mas?
wah berarti sama nih mas Boku saya juga sudah lama nggak kesini
HapusIya mas Boku dan mas Dede, dulu lagi malas, tapi setelah keluar postingan ini malah internete error jadi gak sempat buka internet
Hapuspromosi kondom aids tetap merajalela.. *smile
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusbener bangaet mas Rohis ,,trus kita harus bagaimana yahhhh
HapusPerilaku dan moralnya yang harus diperbaiki, bukan malah perilaku menyimpang difasilitasi
Hapusberarti tidak ada hubungannya dong kondom dengan aids...?
HapusAsline ra berhubungan, nyatane sosialisasi kondom wis suwe tapi AIDS juga terus nambah. Cilakane akeh sing berpendapat tingginya AIDS karena ketika berhubungan tidak pake kondom, asumsi kuwi mungkin sing dadi dasar anane Pekan Kondom Nasional, padahal menurutku akar permasalahane masalah perilaku
HapusKalau di promosiin sama aja suruh orang sex bebas, hadeh
BalasHapussaya sebenarnya lebih suka kalau bebas pajak
Hapusapalagi bebas kondom
HapusAssalamu'alaikum..............lama tidak berkunjung kesini,apa kabar mas Is,,,,untuk sementara nyimak dulu deh untuk postingan yang stu ini,,soalnya kondom sih hahaha,,,coba yang dibagikan itu sembako pasti masyarakan akan senang yah hahaha
BalasHapusWa'alaikum salam mas Dede, Alhamdulillah baik, cuma internetnya kadang bisa kadang tidak tapi lebih banyak tidaknya, ternyata kabelnya ada yang mau putus, sehingga kalau bisa juga lambat banget
Hapusmakanya di kondomi aja biar tidak putus
Hapusmaksud dan tujuannya pasti baik dan bagus untuk kepentingan masyarakat, cuman imbas dan resikonya kayanya kurang dipikirin, lagian sosialisasinya ngga maksimal dari kementrian yang membidanginya....jadinya ya...begini deh...
BalasHapusLebih tepat sebenarnya pembagian kondom di tempat dan komunitas yang berisiko seperti di lokalisasi atau komunitas gay, tapi menurut saya tanpa ada pembinaan mental dari kelompok berisiko juga menjadi kurang optimal kalau tujuannya untuk mencegah HIV/AIDS.
Hapuskayaknya engga nyambung juga, om
Hapuswong kata orang pinter virus hiv itu ukurane lebih kecil daripada pori-pori lateks...
sampe siki kondom isih dipercaya mencegah penyebaran HIV/AIDS, kuwe sing tak waca nang buku-buku, tapi tentune ora 100% efektif, jenenge bae gawean menungsa, sing nganggo juga menungsa
HapusKampanye pembagian kondom secara gratis kepada masyarakat dan melakukan edukasi kesehatan rerproduksi dan HIV/AIDS melalui 'bus kondom' yang berkeliling ke sejumlah tempat nongkrong anak muda memang pragmatis dan praktis. Sementara itu budaya timur yang memegang nilai-nilai tertentu dan keyakinan menyebabkan kegiatan tersebut mengundang pro dan kontra dalam pelaksanaannya. Hal ini menjadi bahan evaluasi dalam pelaksanaan tahun 2014 mendatang untuk dicermati kembali agar tidak menimbulkan gejolak. Seluruh stakeholders duduk bersama mencari solusi yang baik dan bijak demi suksesnya dalam penanggulangan penyebaran HIV/AIDS di Indonesia.
BalasHapusSalam cemerlang!
Betul, jadikan peristiwa kemarin jadi momentum, agar semua stakeholder dapat membuat kebijakan yang efektif, tepat sasaran, dan tidak berbenturan dengan kultur budaya timur yang religius
Hapuspenuh pro dan kontra!!
BalasHapussampe luber ya mbak .. he he
Hapusetdah elah -_-
HapusAda yang anti karat ndak mas..hehe :)
BalasHapusadanya anti aging mas ... he he
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus