Membaca postingan
dari mbak Etika Maria mengenai "Guruku Killer", jadi timbul hasrat
untuk menulis postingan ini, untuk berbagi informasi lebih khususnya kepada
para guru. Akhir-akhir ini sering terdengar kasus-kasus kekerasan yang
dilakukan guru terhadap siswa, dengan dalih menegakkan disiplin dan aturan
serta membuat jera siswa yang melanggarnya. Apakah kedisiplinan dan kepatuhan
terhadap aturan dapat efektif ditegakkan melalui pemberian hukuman ? Menurut
saya itu semua tergantung kasusnya dan juga tergantung jenis hukumannya.
Hukuman fisik apalagi sampai menyakiti siswa menurut saya tidak mendidik dan
selayaknya tidak dilakukan guru.
Apakah
guru tidak boleh memberikan hukuman kepada siswa ? Tentu saja boleh, apabila secara
verbal melalui teguran dianggap sudah tidak bisa memperbaiki perilaku siswa.
Tetapi tentu saja pemberian hukuman itu harus dilakukan secara benar. Berikut
ini diberikan beberapa tips dalam memberikan hukuman kepada siswa :
1.
Jangan menghukum karena emosi
Apapun
pelanggaran yang dilakukan siswa, prinsip menghukumnya jangan didasari emosi,
balas dendam, apalagi perasaan benci. Apabila ada siswa yang tidak sopan, atau
tidak mengikuti apa yang diperintahkan guru, hendaknya disikapi dengan kepala
dingin. Guru perlu menyadari khususnya bagi anak-anak, bahwa mereka masih
mempunyai keterbatasan dalam hal tata krama dan kesadaran mematuhi instruksi.
Peran guru di sini untuk mengenalkan tata krama dan disiplin di sekolah.
2.
Analisis jenis kesalahan atau
pelanggaran siswa
Apabila
siswa melakukan kesalahan atau pelanggaran, hendaknya guru melakukan analisis
akar permasalahan yang menyebabkan hal tersebut. Sebagai contoh, apabila di
tengah pelajaran banyak siswa yang menguap atau berbicara sendiri dengan teman
sebangkunya. Bisa jadi hal ini merupakan efek metode pembelajaran yang
dilakukan guru membosankan bagi siswa serta tidak melibatkan siswa secara
aktif. Pada kasus ini hendaknya, guru memberikan teguran secara lisan kepada
siswa agar memperhatikan pelajaran. Selanjutnya dapat dianalisis jejak perilaku
siswa selama ini. Apabila permasalahan ada pada siswa, lakukan pendekatan dan
beri nasihat agar berperilaku lebih baik. Hal ini mungkin lebih efektif, karena
pendekatan yang dilakukan guru dapat membuat siswa menjadi sungkan.
3.
Jangan menghukum tanpa nilai
edukasi
Memberikan
penyadaran untuk berperilaku baik kepada siswa memang tidak mudah, sehingga
terkadang guru harus memberikan hukuman untuk memperbaiki perilaku siswa. Namun
demikian, pemberian hukuman akan lebih efektif apabila dilakukan tanpa
meninggalkan nilai-nilai edukasi. Apabila secara verbal dalam bentuk teguran lisan sudah tidak dapat merubah perilakunya, siswa dapat dihukum, misalnya dengan
memberikan tambahan tugas, membuat kliping yang ada kaitannya dengan pelajaran
di sekolah. Selain sebagai sebuah hukuman, maka pemberian tugas tambahan tersebut
juga bermanfaat bagi siswa.
Satu
hal yang harus diperhatikan hendaknya guru mempunyai perencanaan tahapan dalam
pelaksanaan hukuman pada siswa. Sebagai contoh, apabila siswa melakukan
pelanggaran, pertama dilakukan teguran secara tegas di depan siswa lain.
Apabila pelanggaran tersebut dilakukan lagi, maka pada tahap kedua perlu
dilakukan penanganan oleh pihak sekolah dan orang tua. Kebijakan ini dilakukan
untuk menghindarkan guru dari permasalahan, sehingga guru dapat melaksanakan
dan melanjutkan tugas mulianya. "Jaya Terus Guru Indonesia"
masalahnya nih mas, menyandang setatus guru sekarang gampang banget, sekolah guru sak ndalan-ndalan mas, emboh kuwalitase koyok opo.
BalasHapushehe
Lembaga pendidikan tinggi kependidikan memang saiki akeh banget, tapi mesti wis diperhitungkan dengan kebutuhane cak, mudah-mudahan dari kementrian pendidikan iso ngontrol lewat akreditasi sing transparan dan akuntabel
Hapuswonten kopertise je mas...
Hapuseh iya sekarang guru kan tidak lagi mengabdi lho mas, tapi bekerja..iya gak ya ?
wah kalau yang terakhir itu, saya gak berani menilai cak ... nek salah ndak diseneni .. he he
Hapusdijewer mbah kung nggeh mas..hehehe
Hapustapi yang menilai itu orang lain aja deh
mbangane dijewer aku milik diitik-itik wae
Hapussama-sama mas ...
BalasHapussaya sebagai siswi setuju banget dengna artikel ini
BalasHapusbiasa disetrap ya mbak ... he he he
Hapusyang penting hukuman itu harus mendidik dan ,memberikan efek jera
BalasHapusBetul banget mas
Hapussaya berharap seluruh guru di Indonesia tercinta ini membacaca artikel yang satu ini,agar mereka menyadari ( khususnya guru yang suka menindas anak didiknya ) dulu ada istilah guru killer,namun hanya sebatas mata yang melotot,saja,tidak ada kekerasan secara fisik.tapi sekarang sering terdengar ada guru ringan tangan,sungguh memalukan,,,,( guru silat aja gak seperti itu ko ),,,
BalasHapusBetul mas, mudah-mudahan guru yang ringan tangan tidak ada lagi
Hapusyuk siapa di antara kita yang bisa disetrap untuk pertama kali??
BalasHapussaya rela deh disterap dulu, yang lain nanti kabur ya
Hapusdisetrap gak papa kalau gurunya cantik ya cak Agus ..?
Hapusnanti saya susah tidur
Hapusgak bisa tidur mesti gara-gara ditambahi disetrap mbak Nia .. hehehehehe
HapusNah ini nih...untungnya udah pada ga sekolah yah hehe...
Hapuskalau masih sekolah, yang susah gurunya ya mas Muroi ... hehehe
HapusYa benar, sebagai guru musti memberikan contoh yang benar jangan menuruti emosi dan kehendak hati.
BalasHapusBetul sekali, dan harus diletakkan dalam konteks mendidik siswa
HapusTampang 'beringas' kasarannya atau 'kereng' dalam bahasa Jawanya yang dimiliki guru sebagai anugerah terindah dari Tuhan juga sangat bermanfaat sekali Kang. Berbadan tinggi besar, dan suara lantang sangat disegani oleh para siswa, tidak ada yg berkutik kalau lagi belajar di dalam kelas. hehe
BalasHapusItulah susahnya jadi guru...
BalasHapusBetul, untuk itu guru dituntut kreatif
HapusTidak menghukum karena emosi nampaknya yang berat dilaksankan, karena kadang ada juga murid yang berbuat diluar kewajaran...
BalasHapusTapi ya itulah seharusnya menghukum siswa, tapi mungkin dengan dasar ikhlas dan niat untuk memperbaiki dan mendidik mereka, emosi bisa diredam..
Bener sekali mas, tapi kalau perbuatannya sudah di luar kewajaran harus mendapat penanganan khusus, mungkin dipanggil orang tuanya
Hapuskalau guru bisa melaksanakan dan menerapkan tips dan cara tersebut, pastinya anak murid atau siswa akan betah sekolah dan tidak bolos lagi. jaya terus guruku !
BalasHapusApalagi kalau gurunya cantik2, tambah betah mas Bumi ...hehehehe
Hapuswah aku kayaknya ga cocok jadi guru, om
BalasHapuskalo pasukan ada yang mulai ga beres, suka aku suruh manjat tower seharian... :D
trus dipakani gedang ya kang ....wkwkwkwkwk
HapusMas mohammad, artikelnya keren, saya mengutip sedikit yah.
BalasHapusJangan lupa kunjungi: azmi648.blogspot.com
Bagaimana dikaitkan dengan hukum Islam tentang anak boleh dipukul jika meninggalkan sholat diusia 10 th. Bagaimana jika usia seseorang dapat hukuman selagi sudah baligh.
BalasHapus