Kamis, 19 Desember 2013

TIPS MEMBERIKAN HUKUMAN PADA SISWA

TIPS MEMBERIKAN HUKUMAN PADA SISWA
Membaca postingan dari mbak Etika Maria mengenai "Guruku Killer", jadi timbul hasrat untuk menulis postingan ini, untuk berbagi informasi lebih khususnya kepada para guru. Akhir-akhir ini sering terdengar kasus-kasus kekerasan yang dilakukan guru terhadap siswa, dengan dalih menegakkan disiplin dan aturan serta membuat jera siswa yang melanggarnya. Apakah kedisiplinan dan kepatuhan terhadap aturan dapat efektif ditegakkan melalui pemberian hukuman ? Menurut saya itu semua tergantung kasusnya dan juga tergantung jenis hukumannya. Hukuman fisik apalagi sampai menyakiti siswa menurut saya tidak mendidik dan selayaknya tidak dilakukan guru.

Apakah guru tidak boleh memberikan hukuman kepada siswa ? Tentu saja boleh, apabila secara verbal melalui teguran dianggap sudah tidak bisa memperbaiki perilaku siswa. Tetapi tentu saja pemberian hukuman itu harus dilakukan secara benar. Berikut ini diberikan beberapa tips dalam memberikan hukuman kepada siswa :
1.    Jangan menghukum karena emosi
Apapun pelanggaran yang dilakukan siswa, prinsip menghukumnya jangan didasari emosi, balas dendam, apalagi perasaan benci. Apabila ada siswa yang tidak sopan, atau tidak mengikuti apa yang diperintahkan guru, hendaknya disikapi dengan kepala dingin. Guru perlu menyadari khususnya bagi anak-anak, bahwa mereka masih mempunyai keterbatasan dalam hal tata krama dan kesadaran mematuhi instruksi. Peran guru di sini untuk mengenalkan tata krama dan disiplin di sekolah.
2.    Analisis jenis kesalahan atau pelanggaran siswa
Apabila siswa melakukan kesalahan atau pelanggaran, hendaknya guru melakukan analisis akar permasalahan yang menyebabkan hal tersebut. Sebagai contoh, apabila di tengah pelajaran banyak siswa yang menguap atau berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Bisa jadi hal ini merupakan efek metode pembelajaran yang dilakukan guru membosankan bagi siswa serta tidak melibatkan siswa secara aktif. Pada kasus ini hendaknya, guru memberikan teguran secara lisan kepada siswa agar memperhatikan pelajaran. Selanjutnya dapat dianalisis jejak perilaku siswa selama ini. Apabila permasalahan ada pada siswa, lakukan pendekatan dan beri nasihat agar berperilaku lebih baik. Hal ini mungkin lebih efektif, karena pendekatan yang dilakukan guru dapat membuat siswa menjadi sungkan.
3.    Jangan menghukum tanpa nilai edukasi
Memberikan penyadaran untuk berperilaku baik kepada siswa memang tidak mudah, sehingga terkadang guru harus memberikan hukuman untuk memperbaiki perilaku siswa. Namun demikian, pemberian hukuman akan lebih efektif apabila dilakukan tanpa meninggalkan nilai-nilai edukasi. Apabila secara verbal dalam bentuk teguran lisan sudah tidak dapat merubah perilakunya, siswa dapat dihukum, misalnya dengan memberikan tambahan tugas, membuat kliping yang ada kaitannya dengan pelajaran di sekolah. Selain sebagai sebuah hukuman, maka pemberian tugas tambahan tersebut juga bermanfaat bagi siswa.
Satu hal yang harus diperhatikan hendaknya guru mempunyai perencanaan tahapan dalam pelaksanaan hukuman pada siswa. Sebagai contoh, apabila siswa melakukan pelanggaran, pertama dilakukan teguran secara tegas di depan siswa lain. Apabila pelanggaran tersebut dilakukan lagi, maka pada tahap kedua perlu dilakukan penanganan oleh pihak sekolah dan orang tua. Kebijakan ini dilakukan untuk menghindarkan guru dari permasalahan, sehingga guru dapat melaksanakan dan melanjutkan tugas mulianya. "Jaya Terus Guru Indonesia"

Berbagi Informasi
Berbagi Informasi Updated at: Kamis, Desember 19, 2013

33 komentar:

  1. masalahnya nih mas, menyandang setatus guru sekarang gampang banget, sekolah guru sak ndalan-ndalan mas, emboh kuwalitase koyok opo.
    hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lembaga pendidikan tinggi kependidikan memang saiki akeh banget, tapi mesti wis diperhitungkan dengan kebutuhane cak, mudah-mudahan dari kementrian pendidikan iso ngontrol lewat akreditasi sing transparan dan akuntabel

      Hapus
    2. wonten kopertise je mas...
      eh iya sekarang guru kan tidak lagi mengabdi lho mas, tapi bekerja..iya gak ya ?

      Hapus
    3. wah kalau yang terakhir itu, saya gak berani menilai cak ... nek salah ndak diseneni .. he he

      Hapus
    4. dijewer mbah kung nggeh mas..hehehe
      tapi yang menilai itu orang lain aja deh

      Hapus
    5. mbangane dijewer aku milik diitik-itik wae

      Hapus
  2. saya sebagai siswi setuju banget dengna artikel ini

    BalasHapus
  3. yang penting hukuman itu harus mendidik dan ,memberikan efek jera

    BalasHapus
  4. saya berharap seluruh guru di Indonesia tercinta ini membacaca artikel yang satu ini,agar mereka menyadari ( khususnya guru yang suka menindas anak didiknya ) dulu ada istilah guru killer,namun hanya sebatas mata yang melotot,saja,tidak ada kekerasan secara fisik.tapi sekarang sering terdengar ada guru ringan tangan,sungguh memalukan,,,,( guru silat aja gak seperti itu ko ),,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas, mudah-mudahan guru yang ringan tangan tidak ada lagi

      Hapus
  5. yuk siapa di antara kita yang bisa disetrap untuk pertama kali??

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya rela deh disterap dulu, yang lain nanti kabur ya

      Hapus
    2. disetrap gak papa kalau gurunya cantik ya cak Agus ..?

      Hapus
    3. gak bisa tidur mesti gara-gara ditambahi disetrap mbak Nia .. hehehehehe

      Hapus
    4. Nah ini nih...untungnya udah pada ga sekolah yah hehe...

      Hapus
    5. kalau masih sekolah, yang susah gurunya ya mas Muroi ... hehehe

      Hapus
  6. Ya benar, sebagai guru musti memberikan contoh yang benar jangan menuruti emosi dan kehendak hati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, dan harus diletakkan dalam konteks mendidik siswa

      Hapus
  7. Tampang 'beringas' kasarannya atau 'kereng' dalam bahasa Jawanya yang dimiliki guru sebagai anugerah terindah dari Tuhan juga sangat bermanfaat sekali Kang. Berbadan tinggi besar, dan suara lantang sangat disegani oleh para siswa, tidak ada yg berkutik kalau lagi belajar di dalam kelas. hehe

    BalasHapus
  8. Tidak menghukum karena emosi nampaknya yang berat dilaksankan, karena kadang ada juga murid yang berbuat diluar kewajaran...

    Tapi ya itulah seharusnya menghukum siswa, tapi mungkin dengan dasar ikhlas dan niat untuk memperbaiki dan mendidik mereka, emosi bisa diredam..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener sekali mas, tapi kalau perbuatannya sudah di luar kewajaran harus mendapat penanganan khusus, mungkin dipanggil orang tuanya

      Hapus
  9. kalau guru bisa melaksanakan dan menerapkan tips dan cara tersebut, pastinya anak murid atau siswa akan betah sekolah dan tidak bolos lagi. jaya terus guruku !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apalagi kalau gurunya cantik2, tambah betah mas Bumi ...hehehehe

      Hapus
  10. wah aku kayaknya ga cocok jadi guru, om
    kalo pasukan ada yang mulai ga beres, suka aku suruh manjat tower seharian... :D

    BalasHapus
  11. Mas mohammad, artikelnya keren, saya mengutip sedikit yah.
    Jangan lupa kunjungi: azmi648.blogspot.com

    BalasHapus
  12. Bagaimana dikaitkan dengan hukum Islam tentang anak boleh dipukul jika meninggalkan sholat diusia 10 th. Bagaimana jika usia seseorang dapat hukuman selagi sudah baligh.

    BalasHapus

Terima Kasih Atas Kunjungannya
Harap berkomentar yang santun
dan tidak ada unsur SARA dan pornografi
Maaf, komentar dengan link aktif akan dihapus