Sumber |
Beberapa predikat melekat pada kota
Yogyakarta atau sering disingkat menjadi Jogja. Kota pendidikan, kota pelajar,
kota budaya, kota gudeg adalah beberapa predikat yang melekat pada kota
Yogyakarta, yang membuatnya istimewa. Bicara tentang Kota Yogyakarta tentu
tidak akan terlepas dari Kraton sebagai salah satu pusat budaya Jawa, dan tentu
saja raja-raja Kraton Yogyakarta. Banyak yang bisa kita pelajari dari budaya
Yogyakarta dan kepemimpinan raja Yogyakarta. Banyak pelajaran bisa dipetik dari
sejarah kepemimpinan, budaya, dan kearifan lokal dari kota Yogyakarta.
Nasionalisme
Apabila merunut sejarah,
maka Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat bergabung dengan Indonesia melalui
amanat 5 September 1945 yang dikeluarkan Sri Sultan Hamengkubowono IX setelah
mendengar pendapat rakyat Yogyakarta tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Nasionalisme
Sri Sultan Hamengkubuwono IX ditunjukkan dari usulnya untuk memindahkan ibukota
dari Jakarta ke Yogyakarta pada tahun 1946 karena situasi Jakarta yang tidak
aman. Nasionalisme rakyat Yogyakarta ditunjukkan dengan perjuangannya bersama
TNI untuk menunjukkan eksistensi Indonesia kepada dunia melalui Serangan Umum 1
Maret 1949. Nasionalisme pada masa kini diwujudkan Kraton Yogyakarta
dengan melestarikan budaya, sebagai
kekayaan dari budaya nasional.
Kepemimpinan yang berpihak kepada
rakyat
Kepemimpinan di Kesultanan
Yogyakarta berdasarkan kepemimpinan leluhurnya, Kerajaan Mataram, yang
berpedoman pada Kitab Nitipraja Karangan Sultan Agung, dimana pemimpin harus
berpihak pada rakyat. Salah satu bagian dari Kitab tersebut dinyatakan bahwa
hidup ini banyak sekali tantangan, sehingga pemimpin harus membulatkan tekad
bersama rakyat dan para cendekiawan, bermusyawarah secara baik, dan menyatukan
tujuan bersama. Bentuk keberpihakan terhadap rakyat juga diwujudkan dengan
menyediakan kawasan Malioboro sebagai tempat berjualan bagi rakyat, dan
memperbolehkan rakyat yang tidak mempunyai tanah untuk menempati tanah milik
kraton (sultan ground). Warga yang
akan menempati sultan ground harus
mendaftarkan diri untuk didata perijinannya,
dan selanjutnya akan dikeluarkan sertifikat dari Kraton Yogyakarta sebagai hak
warga yang mengunakan tanah tersebut. Namun, warga tidak diperbolehkan untuk memperjualbelikannya.
Menjelang kejatuhan rezim
orde baru, Sri Sultan Hamengkubuwono X, sebagai raja Yogyakarta juga turun ke
jalan-jalan untuk menenangkan demonstran agar tidak bertindak anarkis, serta menjenguk
para korban dari demonstrasi besar-besaran kala itu. Untuk mencegah anarki Sri
Sultan juga memperbolehkan demonstran untuk masuk ke alun-alun Lor pada saat
puncak demonstrasi menentang Soeharto pada tanggal 20 Mei 1998. Upaya Sri
Sultan Hamengkubowono X tersebut cukup efektif, sehingga kejadian anarkis
relatif kecil dibandingkan dengan kota-kota besar lain di Indonesia.
Pluralisme
Yogyakarta
sebagai kota pendidikan, menarik minat banyak pendatang dengan latar belakang
suku, agama, dan budaya tinggal di Yogyakarta untuk menempuh pendidikan.
Masyarakat Yogyakarta dapat menerima dan berinteraksi dengan pendatang dengan
berbagai ragam latar belakang suku, agama, dan budaya tersebut, saling
menghormati dan toleransi satu sama lain. Hampir tidak pernah terjadi gesekan bernuansa
SARA di Yogyakarta.
Sosok
pluralis Sri Sultan Hamengkubuwono ditunjukkan dengan diterimanya Sangsako adat Kerajaan Pagaruyung Minangkabau pada tahun 2002. Sultan diberi gelar Yang
Dipatuan Maharajo Alam Sati (Yang Dipertuan Maharaja Alam Sakti) dan Ratu Hemas
diberi gelar Puan Gadih Puti Reno Indaswari (Puan Gadis Putri Reno
Inderaswari). Sultan disebut seorang yang rendah hati, pengayom bagi masyarakat
secara keseluruhan dan masyarakat Minang khususnya.
Masih banyak kearifan lokal
dari Yogyakarta yang dapat dipelajari misalnya bagaimana mengelola pariwisata
berbasis masyarakat dan sebagainya, yang bisa diungkap pada kesempatan lain. Postingan
ini bukan bermaksud untuk menonjolkan Yogyakarta, karena pasti setiap daerah
mempunyai kekhasan masing-masing. Keterbatasan pengetahuan saya membuat saya
tidak bisa mengungkapkan kearifan lokal daerah lain.
== semoga bermanfaat ==
Kapan ya saya bisa ke jogja...??? udah lama pengen kesana tapi belum kesampaian :D
BalasHapusdisempatin mas, kalau gak disempatin gak sempat-sempat .. hehe
HapusSaya terakhir ke Jogjakarta lebaran kemarin. Satu minggu saya sekeluarga berlebaran ke rumah orang tua istri di daerah Kulon Progo. Sekitar 1 jam dari kota Jogjakarta. Wah kenangan banged hihihi. Apalagi merasakan Ramadhan di sana Wow Super sekali. Jadi kangen Jogja nih hiks hiks
HapusTernyata istri dari Kulonprogo to kang Asep. Sebentar lagi jadi ramai Kulonprogo setelah bandaranya dibangun, sudah gencar-gencarnya sosialisasi dan pembebasan tanah
Hapuskangen juga nih ke yogyakarta, .ingat bakpia patoknya malioboro..sudah lama jg mas sy tidak kesana, kunjungan perdana, follow ya mas
BalasHapussebenarnya banyak khasnya, gak cuma bakpia, barangkali mau belajar membatik, ada. Mau belajar bikin batik kayu, ada. Macam2 kok mas .. hehehe
HapusWah artikel yg menarik nih mas. Kebetulan tanggal 22 aku juga mau tour ke jogja ni mas. Makasih ya sharenya
BalasHapusKalau ada kunjungan ke taman pintar atau malioboro, bisa ketemu mas, soalnya saya rutin jemput anak di SMP 2. itu di persis di sebelah taman parkir ... besok nginapnya dimana ..?
Hapuskutho pelajar lan kabudayan.
BalasHapuskutho sepur juga kayaknya mas, tuh balai yasa pengok menjadi tempat ngoprek sepur yang lagi mogok. hehehe
Joja emang plural dan saling toleran, hawane mendukung mungkin ya mas ?
masalah nasionalisme itu yang sangat sportif, walaupun dulu kerajaan tapi rela melepas teritorialnya kepada negara
Wah cak Agus sudah pernah ke Balai Yasa di pengok ya .. ?
HapusMasyarakat Jogja memang toleran mas, mau ngapain saja bebas asal gak ganggu orang lain. Mangkanya saya gak mau pulang ke kampung halaman dan malas untuk pindah dari Jogja .. hehe
yogyakarta selalu dikenal sebagai kota yang penuh sejarah maka dari itu selalu jadi tempat tujuan study tour..
BalasHapusBener mbak, cuma sayangnya objek yang dikunjungi itu hanya objek2 yang sudah lama dikenal. Padahal masih banyak objek wisata lain yang tidak kalah bagusnya, mau wisata edukasi, wisata sejarah, wisata budaya, ada semua .. hehehe
HapusWalau belum pernah menetap di Yogyakarta saya pribadi terkesan dengan kota budaya dan pelajar ini. Bila mendengar kata 'Yogyakarta' ingatan saya biasanya langsung tertuju pada kraton, sultan, ugm, malioboro, parangtritis, atau samas. Yogyakarta memang istimewa. Saya pernah tujuh minggu mengikuti pendidikan dan pelatihan disini, mengikuti seminar di UGM, outbound di Kaliurang, studi banding ke Bantul, wisata, dan lainnya. Pengalaman yang amat mengesankan. Tentu masing-masing daerah memiliki kekhasan dan keunggulan. Begitu beragam Indonesia ini. Semuanya saling mengisi, bersinergi, dan bersatu dibawah naungan NKRI. Salam cemerlang!
BalasHapusMemang ada balai diklat untuk pegawai negeri, ada dua dan yang satu dekat dengan rumah saya di kasihan, trus yang satu di baciro. Setiap daerah memang memiliki kekhasan sendiri-sendiri, kearifan lokal sendiri-sendiri, kebhinekaan yang terjalin dalam NKRI, salam cemerlang ..
Hapusudah lama ndak ke kota jogja....pingin juga nginget pernah sempet sekolah di sana
BalasHapusOrang yang pernah sekolah/kuliah di Jogja biasanya tetap mempunyai ikatan emosi dengan Jogja. Saya barangkali yang cukup kuat. tahun 86 saya pertama kali di Jogja, dan hanya selama setahun saya pergi meninggalkan Jogja lalu kembali dan memutuskan menetap ..
Hapusjogja memang kota pendidikan sekaligus kota budaya ya mas. Banyak pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari kota tersebut :)
BalasHapusBetul mbak, banyak sekali pendatang mahasiswa/pelajar, bisnis kos di Jogja cukup menjanjikan, tapi akibatnya harga tanah melambung tinggi .. hehe
HapusJogja memang penuh sejarah dan kenangan :)
BalasHapusWah, berarti pernah tinggal di Jogja mas, penuh kenangan .. hehehe
HapusOMG, saya belum pernah ke Jogja....pengen banget.
BalasHapusKapan-kapan disempatkan ke Jogja, biar gak penasaran .. hehehe
Hapusjongja memang indah dan tempatnya yg begitu bersih jadi hanya orang bodoh saja yang gk pingin ke jogja salam sukses selalu http://healthtozone.blogspot.com
BalasHapusBiasanya orang yang pernah tinggal dan menempuh pendidikan di Joga punya ikatan emosi dengan Jogja dan selalu ingin kembali ke Jogja. Itu sebabnya perumahan-perumahan di Jogja khususnya yang elit, sebagian besar dibeli oleh orang dari luar Jogja, selain untuk investasi dan tempat tinggal anaknya kalau kuliah di Jogja, juga dipersiapkan untuk menetap setelah mereka pensiun ..
HapusJogja daerah keraton :D
BalasHapusKalau kraton cuma 1 mas, sama 1 puro pakualaman .. hehe
Hapuskota jogja emg keren, :)
BalasHapuskapan y bisa kesana :D
Kalau disempatin mesti bisa ke Jogja mas .. hehe
Hapuspasti seru kalau bisa maen ke yogya.. :)
BalasHapussayang'a ane blm pernah kesana gan :D
Seru mas, banyak alternatif wisata di sana, wisata edukasi, wisata alam, wisata budaya, atau wisata sejarah. kalau mau dkunjungi semua barangkali butuh waktu lama .. hehehe
HapusKapan ya saya dapat berlibur ke Jogja?
BalasHapushehe
Tentunya pas liburan ya mas Onqi .. hehehe
Hapusmemang keren ya yogyakarta ini...memang pantas menyandang berbagai gelar tersebut, dan layak juga dijadikan destinasi wisata yang wajib dikunjungi
BalasHapusSayangnya banyak tempat wisata di Jogja yang sebenanya baik atau mendidik, kurang dipromosikan secara baik sehingga orang dari luar Jogja tidak mengetahuinya ..
HapusJogja selain sebagai kota pelajar/pendidikan jogja mempunyai adat kebudayaan jawa yang tinggi banyak ciri khas yang di sandangnya dan itu memang cocok
BalasHapussaya juga blom pernah ke jogja :(
BalasHapusJogja itu salah satu impian studi saya dulunya mas Is.. hehehe.. tapi gimana lagi, nama nya jalan hidup, saya harus terima. Dulu saya pengen banget bisa kuliah di akuntansi UGM, tapi belum saya dapatkan.. Tapi beberapa teman saya ada yang kuliah dan menyelesaikan pendidikan di UGM sana dengan hasil yang sangat memuaskan.. bagi saya itu sudah cukup mengobati keinginan saya hehehehe...
BalasHapusSetelah saya tamat kuliah, saya punya kesempatan kerja di PT Hotel Indonesia Natour (Inna Group), dimana hotel ini adalah hotel BUMN yang punya banyak group di Indonesia. Kalau di Jogja namanya Inna Garuda. Kebijakan dari kantor pusat ternyata saya di kirim lagi ke kampung, di Padang namanya Inna Muara. Setelah saya bekerja sekitar dua tahun di Inna Muara, Padang, katanya saya akan di promosikan ke Kantor Pusat untuk di tempatkan di bagian SPI. Tapi sebelumnya saya udah ngajuin keinginan gimana kalau saya di promosiin ke Inna Garuda, Jogja aja.., tapi si bos agak keberatan kaya nya ,. ya udah, akhirnya menginjak tahun ke 3 saya resign mas.., karena kalau di tempatkan di Kantor Pusat, berarti saya harus balik lagi dong ke Jakarta.. hehehe..
Setelah saya resign pun, saya masih punya keinginan gimana caranya saya bisa sampai ke Jogja.. Alasan saya cuman satu.., disana kotanya kondusif banget, dan disana banyak orang-orang pintar. Kabarnya masyarakatnya open sekali sama pendatang, dan belajar agama pun sangat mendukung sekali, karena disana banyak para ustad-ustad mumpuni tamatan luar negeri.. :)
Kalau bicara masalah agama, saya pikir Jogja sangat toleran. Di daerah seputaran UGM banyak jamaah-jamaah aliran agama yang hidup dan berkembang, dan saling menghargai. Setahu saya dulu gak pernah ada konflik di daerah sana. Di daerah tempat saya tinggal sekarang juga ada 2 masjid yang letaknya cukup berdekatan, paling hanya 100-an meter. Keduanya membawa aliran yang berbeda dan ada jamaahnya masing-masing, tapi dalam kegiatan sosial mereka membaur tidak ada masalah. Kalau masalah banyak ahli agama lulusan luar negeri, barangkali karena di Jogja juga ada IAIN dan juga beberapa perguruan tinggi lain yang membuka Fakultas Agama Islam, serta adanya 2 pesantren yang cukup terkenal di daerah Krapyak ...
Hapusjadi pengin ke jogja nih, hehehe...
BalasHapusKalau kepingin Jogja, sebaiknya disempatin mas, ntar anaknya ngiler .. hehehehe
HapusWah jogja adalah kota impian saya mas.. Saya nggak pengen liburan kemana mana. Saya hanya pengen ke jogja.. Undang saya main ke jojga donk mas.?hehehdhe
BalasHapusWah jogja adalah kota impian saya mas.. Saya nggak pengen liburan kemana mana. Saya hanya pengen ke jogja.. Undang saya main ke jojga donk mas.?hehehdhe
BalasHapusLha monggo kalau mau main ke Jogja, liburan lebih asyik barangkali. Kalau untuk warga Jogja, liburan itu bikin stres, karena jalan-jalan banyak macet .. hehehe
Hapusbanyak hal yang bisa kita ambil pelajaran dari kota yogyakarta ya mas :)
BalasHapusKalau mau menggali budaya Jawa, saya pikir Jogja tempatnya karena budaya memang diuri-uri masyarakatnya. Banyak hikmah bisa didapatkan ...
Hapusjogja memang menjadi tujuan bagi para pelajar mas, di daerah saya tak jarang yang menimba ilmu di kota jojga
BalasHapusbetul...tapi kalau saya rasakan akhir2 ini. ghirahnya seperti sedikit menurun...g tahu kenapa, atau cuma perasaan saya saja -_-
Hapus@Ari Gond3s : memang banyak sekali pendatang dari luar Jogja untuk belajar.
Hapus@Kang Zeer : barangkali karena otonomi daerah, sekarang banyak berdiri sekolah dan perguruan tinggi di daerah, sehingga karena faktor biaya menyebabkan mereka memilih sekolah di daerahnya. Untuk perguruan tinggi favorit barangkali gak begitu terasa ..
kalo nyebut yogya, yang gue inget itu adalah belanja pakean..
BalasHapussoalnya, selain matahari, yogya diskonnya lumayan :D
wah kalau menurut saya sih sama saja...malah terkadang kalau tidak hati2 dikasih barnag yang kualitasnya rendah dengan harga yang tinggi...:(
HapusSaya sepakat dengan kang Zeer, khususnya untuk produk-produk batik dan belinya di pasar atau di Malioboro, harus pinter2 nawar dan membandingkan harga. Alangkah baiknya kalau beli di toko2 batik yang harganya pas, tapi barangkali harganya lebih mahal, tetapi kualitasnya terjamin ..
HapusJogja kota keraton
BalasHapuskeratonnya cuma satu lho bang...kalau gudegnya banyak...:D
Hapuskan kan kan...Mas Is mepingini to...jadi pingin pulaaang...emaaaak, kangeen....
BalasHapuswah asli jogja ya mbak khusna ini :D
HapusKalau kangen ya pulang Mbak Khusna, tapi sebaiknya pas mas Berkah cuti, kasihan kalau nanti ditinggal sendiri .. hehehe
HapusMbak Khusna itu tetangga desa saya kang Zeer ..
harus rajin-rajin ke jogja nih supaya dapat ilmu banyak ya mas :)
BalasHapusbahkan kalau bisa menetap saja dijogja...jadi orang jogja...nanti biar bisa deket dengan saya rumahnya (edisi mengharap ) :D
Hapussaya pernah dengar DIY ini PAD-ne kecil. padahal potensi pariwisatanya luar biasa dahsyat dan susah dicari tandingannya. belum lagi status sebagai kota pelajar yang seharusnya mendapat prioritas penegmbangannya dari pemerintah pusat. investasi di yogyalah barangkali jawabannya. moga2 yogya makin top.
BalasHapusbelum dikelola dengan baik...dikulon progo sendiri yang wisata alamnya tak kalah dengan GUnkid saja belum dikelola dengan baik....semoga pemimpin2 akan datang bisa berkontribusi lebih baik
HapusSaya sepakat dengan Kang Zeer, barangkali karena pengelolaannya termasuk promosinya yang kurang optimal, barangkali karena banyaknya objek wisata sehingga pemda kesultan menangani semuanya sekaligus. Kalau sekarang ada fenomena pengelolaan tempat wisata berbasis masyarakat. Saya gak tahu apa hanya fenomena di beberapa tempat wisata baru atau memang sudah jadi kebijakan. Kalau masalah prioritas dari pemerintah pusat, setelah penetapan daerah istimewa memang ada perhatian khusus dengan adanya dana istimewa dan bulan Nevember kemarin turun 500 milyar (termin pertama). Tapi sebagian kalangan berpikir itu hanya akal-akalan pihak tertentu untuk dapat bancakan. Banyak daerah yang gak mau nerima dana istimewa karena SPJ harus selesai bulan Desember, padahal itu sangat menentukan turunnya termin kedua.
Hapusjogja pancen top markotop...ai lepyu jogja...saya orang jogja asli lho :D
BalasHapusWah pantas sering ke Jogja, ternyata pulang kampung .. hehe
Hapusmungkin karena banyaknya pelajar dari berbagai daerah itu sehingga jogja demikian plural
BalasHapusBisa jadi, masyarakat akhirnya terbiasa berinteraksi dengan orang dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda ..
Hapuskun jungan perdana mas
BalasHapushahaha bisa saja mas Valentino, sorry ya kalau kadang saya telat berkunjung ..
Hapussampai sekarang blognya mas Valentino belum bisa muncul di daftar bacaan, sudah diperbaharui tetap gak muncul, jadi sering kelupaan karena saking banyaknya blog teman yang harus dikunjungi .. hehehe
jagja oh jogja...hehehe
BalasHapusjogja memang keren mas, selainkota pelajar, jogja juga banyak sejarah budayanya.
Mungkin sama dengan Bali bli .. bali juga banyak sekali objek wisatanya. Saya masih kepingin nih liburan ke Bali, banyak saudara di Denpasar dan di Karangasem. Kalau di Denpasar biasanya saya nginap saudara di daerah Panjer atau di daerah Kubu ..
Hapusyogyakarta memang gudang nya ilmu ya mas, jadi tak heran kalau kota yang satu ini dijadikan sebagai kota pendidikan :)
BalasHapusjadi pengen nih berwisata ke jogja karta, pengen ke alun-alun selatan hehehe :D
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus