Pembelajaran
kooperatif tipe STAD dikembangkan Slavin, dan merupakan salah satu tipe
kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa
untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2011 : 74). Pembelajaran
kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran
kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok
kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara
heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi,
kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok (Trianto, 2009 : 68).
Slavin
(1991 : 20-21) menyatakan bahwa STAD are
made up of five major components: class presentations, teams, quizzes,
individual improvement scores, and team recognition.
1. Class
presentations.
The teacher initially introduces the material in a class presentation.
2. Teams. Teams are composed of four or five students
who represent a cross-section of the class in academic performance, sex, and
race or ethnicity. The major function of the team is to prepare its members to
do well on the quizzes. The team is the most important feature of STAD. At
every point, the emphases are on the members doing their best for the team and
on the team doing its best for the members. The team provides important peer
support for academic performance; it also provides the mutual concern and
respect that are important for producing such outcomes as improved intergroup
relations, self-esteem, and acceptance of mainstreamed students.
3. Quizzes. The quizzes are designed to test the
knowledge the students have gained from class presentations and team practice.
During the quizzes students are not permitted to help one another. This ensures
that every student is individually responsible for knowing the material.
4. Individual
improvement scores.
The idea behind the individual improvement scores is to give each student a
performance goal that he or she can reach, but only by working harder than in
the past. Any student can contribute maximum points to his or her team in this
scoring system, but no student can do so without showing definite improvement
over past performance.
5. Team
recognition.
Newsletter is the primary means of rewarding teams and individual students for
their performance. Each week the teacher prepares a newsletter to announce team
scores. The newsletter also recognizes individuals showing the greatest
improvement or completing perfect papers and reports cumulative team standing.
Pendapat
di atas menunjukkan bahwa STAD dibangun di atas lima komponen utama: presentasi
kelas, kelompok, kuis, peningkatan skor individu, dan penghargaan kelompok.
1. Presentasi kelas.
Guru mula-mula mengajarkan materi dalam presentasi kelas.
2. Tim. Tim terdiri dari
empat atau lima siswa yang mewakili kelas dalam kinerja akademik, jenis
kelamin, dan ras atau etnis. Fungsi utama dari tim adalah untuk mempersiapkan
anggotanya dalam mengerjakan kuis secara baik. Tim adalah fitur yang paling
penting dari STAD. Pada setiap titik, penekanan adalah anggota melakukan yang
terbaik untuk tim dan tim melakukan yang terbaik bagi anggota. Tim ini
menyediakan dukungan teman sebaya yang penting bagi prestasi akademik; juga
menyediakan perhatian bersama dan rasa hormat yang penting untuk memproduksi
hasil seperti perbaikan hubungan antar kelompok, harga diri, dan penerimaan
siswa.
3. Kuis. Kuis dirancang
untuk menguji pengetahuan para siswa yang diperoleh dari presentasi kelas dan
latihan tim. Selama kuis siswa tidak diizinkan untuk membantu satu sama lain.
Hal ini memastikan bahwa setiap siswa secara individual bertanggung jawab untuk
mengetahui materi.
4. Peningkatan skor individu.
Ide di balik peningkatan skor individual adalah untuk memberikan setiap siswa
tujuan kinerja yang bisa dicapai, tetapi hanya dengan bekerja lebih keras
daripada di masa lalu. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimal
kepada timnya dalam sistem penilaian ini, tetapi tidak ada siswa yang dapat melakukannya
tanpa menunjukkan peningkatan yang pasti atas kinerja masa lalu.
5. Penghargaan kelompok.
Piagam adalah sarana utama dalam memberikan penghargaan terhadap tim dan diri
siswa untuk kinerja mereka. Setiap minggu guru mempersiapkan piagam untuk
mengumumkan skor tim. Piagam juga mengakui individu yang menunjukkan
peningkatan terbesar atau menyelesaikan makalah yang sempurna dan laporan skor
tim kumulatif.
Berkenaan
dengan cara membagi siswa dalam kelompok/tim, maka Slavin (2008 : 150)
memberikan pedoman, yaitu seimbangkan tim supaya: (a) tiap tim terdiri atas
level yang kinerjanya berkisar dari yang rendah, sedang, dan tinggi, dan (b)
level kinerja yang sedang dari semua tim yang ada di kelas hendaknya setara.
Skor
perbaikan dilihat berdasarkan nilai tes atau kuis dibandingkan dengan skor
dasar. Skor dasar adalah nilai rata-rata siswa berdasar tes dan kuis di masa
lampau atau skor yang ditentukan oleh nilai semester lalu atau tahun lalu
(Eggen & Kauchak, 2012 : 146). Pedoman penghitungan skor perkembangan individu
dapat dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1
Pedoman
Pemberian Skor Perkembangan
lndvidu
Skor Tes
|
Skor Perkembangan
|
a. Lebih
dari 10 poin di bawah skor awal
b. 10
hingga 1 poin di bawah skor awal
c. Skor
awal sampai 10 poin di atasnya
d. Lebih
dari 10 poin di atas skor awal
e. Nilai
sempurna (tidak berdasarkan skor awal)
|
5
10
20
30
30
|
Sumber
: Isjoni (2011 : 76)
Skor
kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok,
yaitu dengan menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok
dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor
perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor kelompok seperti dideskripsikan
pada tabel 2.
Tabel 2
Tingkat
Penghargaan Kelompok
Rata-rata
Tim
|
Predikat
|
0
≤ X ≤ 5
5
≤ X ≤ 15
15
≤ X ≤ 25
25
≤ X ≤ 30
|
-
Tim
Baik
Tim
Hebat
Tim
Super
|
Sumber : Trianto (2009 : 72)
Kelompok
yang mendapatkan skor tertinggi dapat diberikan piagam dan apabila memungkinkan
hadiah, sehingga siswa semakin tertantang dan termotivasi untuk belajar, dan
berharap kelompoknya menjadi kelompok super dan mendapatkan penghargaan.
Referensi:
Eggen, P., & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir. Penerjemah: Satrio Wahono. Jakarta :
Indeks.
Isjoni. (2011). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar
Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Slavin, R. E. (1991). Student Team Learning: A Practical Guide to Cooperative Learning.
Washington, D.C. : National Education Association of the United States.
Slavin, R. E.
(2008). Cooperative
Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung :
Nusa Media.
Trianto. (2009). Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus