Selasa, 25 Oktober 2016

MENGENAL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISSION (STAD)

STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan Slavin, dan merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2011 : 74). Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok  kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok (Trianto, 2009 : 68).
Slavin (1991 : 20-21) menyatakan bahwa STAD are made up of five major components: class presentations, teams, quizzes, individual improvement scores, and team recognition.
1.    Class presentations. The teacher initially introduces the material in a class presentation.
2.    Teams. Teams are composed of four or five students who represent a cross-section of the class in academic performance, sex, and race or ethnicity. The major function of the team is to prepare its members to do well on the quizzes. The team is the most important feature of STAD. At every point, the emphases are on the members doing their best for the team and on the team doing its best for the members. The team provides important peer support for academic performance; it also provides the mutual concern and respect that are important for producing such outcomes as improved intergroup relations, self-esteem, and acceptance of mainstreamed students.
3.    Quizzes. The quizzes are designed to test the knowledge the students have gained from class presentations and team practice. During the quizzes students are not permitted to help one another. This ensures that every student is individually responsible for knowing the material.
4.   Individual improvement scores. The idea behind the individual improvement scores is to give each student a performance goal that he or she can reach, but only by working harder than in the past. Any student can contribute maximum points to his or her team in this scoring system, but no student can do so without showing definite improvement over past performance.
5.    Team recognition. Newsletter is the primary means of rewarding teams and individual students for their performance. Each week the teacher prepares a newsletter to announce team scores. The newsletter also recognizes individuals showing the greatest improvement or completing perfect papers and reports cumulative team standing.

Pendapat di atas menunjukkan bahwa STAD dibangun di atas lima komponen utama: presentasi kelas, kelompok, kuis, peningkatan skor individu, dan penghargaan kelompok.
1.    Presentasi kelas. Guru mula-mula mengajarkan materi dalam presentasi kelas.
2.    Tim. Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili kelas dalam kinerja akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnis. Fungsi utama dari tim adalah untuk mempersiapkan anggotanya dalam mengerjakan kuis secara baik. Tim adalah fitur yang paling penting dari STAD. Pada setiap titik, penekanan adalah anggota melakukan yang terbaik untuk tim dan tim melakukan yang terbaik bagi anggota. Tim ini menyediakan dukungan teman sebaya yang penting bagi prestasi akademik; juga menyediakan perhatian bersama dan rasa hormat yang penting untuk memproduksi hasil seperti perbaikan hubungan antar kelompok, harga diri, dan penerimaan siswa.
3.    Kuis. Kuis dirancang untuk menguji pengetahuan para siswa yang diperoleh dari presentasi kelas dan latihan tim. Selama kuis siswa tidak diizinkan untuk membantu satu sama lain. Hal ini memastikan bahwa setiap siswa secara individual bertanggung jawab untuk mengetahui materi.
4.    Peningkatan skor individu. Ide di balik peningkatan skor individual adalah untuk memberikan setiap siswa tujuan kinerja yang bisa dicapai, tetapi hanya dengan bekerja lebih keras daripada di masa lalu. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimal kepada timnya dalam sistem penilaian ini, tetapi tidak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa menunjukkan peningkatan yang pasti atas kinerja masa lalu.
5.    Penghargaan kelompok. Piagam adalah sarana utama dalam memberikan penghargaan terhadap tim dan diri siswa untuk kinerja mereka. Setiap minggu guru mempersiapkan piagam untuk mengumumkan skor tim. Piagam juga mengakui individu yang menunjukkan peningkatan terbesar atau menyelesaikan makalah yang sempurna dan laporan skor tim kumulatif.
Berkenaan dengan cara membagi siswa dalam kelompok/tim, maka Slavin (2008 : 150) memberikan pedoman, yaitu seimbangkan tim supaya: (a) tiap tim terdiri atas level yang kinerjanya berkisar dari yang rendah, sedang, dan tinggi, dan (b) level kinerja yang sedang dari semua tim yang ada di kelas hendaknya setara.
Skor perbaikan dilihat berdasarkan nilai tes atau kuis dibandingkan dengan skor dasar. Skor dasar adalah nilai rata-rata siswa berdasar tes dan kuis di masa lampau atau skor yang ditentukan oleh nilai semester lalu atau tahun lalu (Eggen & Kauchak, 2012 : 146). Pedoman penghitungan skor perkembangan individu dapat dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1
Pedoman Pemberian Skor Perkembangan lndvidu
Skor Tes
Skor Perkembangan
a.    Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
b.    10 hingga 1 poin di bawah skor awal
c.    Skor awal sampai 10 poin di atasnya
d.    Lebih dari 10 poin di atas skor awal
e.    Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal)
5
10
20
30
30
Sumber : Isjoni (2011 : 76)
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor kelompok seperti dideskripsikan pada tabel 2.
Tabel 2
Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-rata Tim
Predikat
0 ≤ X ≤ 5
5 ≤ X ≤ 15
15 ≤ X ≤ 25
25 ≤ X ≤ 30
-
Tim Baik
Tim Hebat
Tim Super
Sumber : Trianto (2009 : 72)
Kelompok yang mendapatkan skor tertinggi dapat diberikan piagam dan apabila memungkinkan hadiah, sehingga siswa semakin tertantang dan termotivasi untuk belajar, dan berharap kelompoknya menjadi kelompok super dan mendapatkan penghargaan.

Referensi:
Eggen, P., & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Penerjemah: Satrio Wahono. Jakarta : Indeks.

Isjoni. (2011). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Slavin, R. E. (1991). Student Team Learning: A Practical Guide to Cooperative Learning. Washington, D.C. : National Education Association of the United States.

Slavin, R. E. (2008). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana.


Berbagi Informasi
Berbagi Informasi Updated at: Selasa, Oktober 25, 2016

3 komentar:

Terima Kasih Atas Kunjungannya
Harap berkomentar yang santun
dan tidak ada unsur SARA dan pornografi
Maaf, komentar dengan link aktif akan dihapus